Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

211211-rabu(kamis)-tari gintur dayak

Photo: mb/ara
MANIFESTASI - Tarian Gintur manifestasi rasa syukur dari suku Dayak Ma’anyan yang ditampilkan dalam Festival Kesenian Daerah Banjar 2011 di Taman Budaya Kalsel

Ungkapan Syukur Dayak Ma’anyan

BANJARMASIN – Setiap suku Dayak mempunyai cara-cara sendiri dalam mengungkapkan rasa syukur, begitu pula dengan suku Dayak Maanyan.
Musim buah yang berlimpah dan hasil panen yang bagus adalah sebuah anugerah dari sang pencipta. Untuk itu sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa hormat kepada alam, suku Dayak Maanyan mengungkapkannya dalam bentuk tarian yang diberi nama Tari Gintur.
            Bagaimana bentuk tarian Gintur, sanggar Bamelum dan sanggar Langit telah menampilkannya dalam Festival Kesenian Daerah Banjar (FKDB) 2011, beberapa waktu yang lalu di Gedung Balairung Sari Taman Budaya (TB) Kalsel. Di tengah tarian yang dipersembahkan, para penari membagikan buah-buahan dan madu hasil dari alam kepada tamu-tamu kehormatan yang menyaksikan pagelaran.
            Seusai pagelaran Lilis Marta Diana, koordinator tari Gintur dari Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabalong, mengatakan bahwa tarian Gitur tidak hanya diikuti oleh para tetua adat, tetapi juga oleh para muda remaja yang bergembira ria penuh suka cita.
            Sementara Arpani, ketua sanggar Bamelum menjelaskan kalau suku Dayak Maanyan merupakan salah satu dari bagian subsuku Dayak. Juga merupakan salah satu dari suku-suku Dusun (Kelompok Barito bagian Timur) sehingga disebut juga Dusun Maanyan.
Suku-suku Dusun termasuk golongan rumpun Ot Danum, salah satu rumpun suku Dayak sehingga disebut juga Dayak Maanyan. Suku Maanyan mendiami bagian timur Kalteng terutama di kabupaten Barito Timur ,dan sebagian kabupaten Barito Selatan yang disebut Maanyan I.
Suku Maanyan juga mendiami bagian utara Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Tabalong yang disebut Dayak Warukin. Dayak Balangan (Dusun Balangan) yang terdapat di Kabupaten Balangan dan Dayak Samihim yang terdapat di Kabupaten Kotabaru juga digolongkan ke dalam suku Maanyan. Suku Maanyan di Kalsel dikelompokkan sebagai Maanyan II.
            Pada dasarnya Dayak Ma`anyan terbagi dalam 8 suku sedatuk, yaitu Maanyan Paju Epat (murni), Maanyan Dayu, Maanyan Paju Sapuluh (ada pengaruh Banjar), Maanyan Benua Lima/Paju Lima (ada pengaruh Banjar), Maanyan Tanta (ada pengaruh Banjar), Dayak Balangan (Kalsel), Dayak Warukin (Kalsel), dan Dayak Samihin (Kalsel).
Warukin merupakan satu-satunya desa yang semua penduduknya murni Dayak Maanyan. “Pada awalnya Dayak Maanyan diam di Amuntai yaitu di Candi Agung. Kemudian mundur ke banua lawas. Selanjutnya mundur kembali ke arah Tamiang Layang, lalu menyeberang sungai Tabalong hingga sampai di Warukin” katanya.
Menurut Arpani, tari Gintur yang ditampilkan dalam FKDB 2011 bukanlah tarian adat yang sakral. Sehingga boleh ada inovasi atau dikreasikan. “Beberapa bagian gerakan tari Gintur dan musiknya sudah ada modifikasi, sehingga nadanya sudah ada yang baru. Tapi beginilah bentuk manifestasi dari rasa syukur kami kepada sang pencipta” ujarnya. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar