Photo: Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi
Aksi Boikot Pemilu Raya Unlam, Di Duga Untuk Menjatuhkan Purek III
BANJARMASIN – Beragam isu yang beredar mengenai tujuan dari aksi diboikot Mahasiswa Unlam Menggugat (MUM) terhadap Pemilu Raya Mahasiswa Unlam (PRMU). Antara lain dikatakan adalah untuk menggoyang kedudukan Pembantu Rektor (Purek) III Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi.
Minggu (9/10) malam, Mata Banua menerima undangan SMS dari salah satu anggota BEM Unlam di Banjarmasin, yang ingin melakukan diskusi kecil seputar kejadian pemboikotan PRMU.
Dalam pertemuan di Dema Unlam tersebut, masing-masing perwakilan anggota mengemukakan beragam informasi, yang di dapat melalui SMS di antara kalangan pengurus BEM-BEM fakultas, seputar tujuan aksi dari MUM. Dan mengharapkan Purek III untuk bersikap tegas.
Diantara isu yang beredar, yaitu:
Beberapa kandidat calon presiden dari salah satu partai, yang tidak lolos verifikasi partai oleh KPU PRMU, karena kecewa lalu membuat aksi untuk mengacaukannya.
Ada tujuan politis tertentu dari angkatan mahasiswa lama yang ingin kembali menunjukkan eksistensinya, kemudian membuat provokasi untuk mengacaukan PRMU.
Dicurigai ada agenda politik oleh orang-orang tertentu (diluar dari Unlam),yang berada di belakang semua kejadian untuk memanaskan situasi di Unlam.
Beberapa tokoh mahasiswa, ingin menjatuhkan kredibilitas Dema Unlam dan KPU PRMU.
MUM ditunggangi oleh orang tertentu, untuk menggoyang kedudukan Purek III Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi. Sehingga kegagalan Idiannor dalam mengatasi konflik mahasiswa dijadikan senjata untuk menjatuhkannya.
Sebelumnya pada Jumat (7/10) yang lalu, Idiannor mengatakan dengan Mata Banua “memang ada yang menuduh saya, telah merekayasa PRMU sehingga menuju pada satu calon yang telah ditentukan. Oleh karena itu MUM memboikot PRMU. Ini sebuah tuduhan yang sama sekali tidak berdasar.
Dalam pertemuan antara MUM dan KPU PRMU yang difasilitasi Rektorat sebelum terjadinya aksi boikot, MUM beralasan kurangnya sosialisasi, prosedur dan mekanisme tidak jelas, serta KPU tidak akan independent.
Saya katakan, kalau memang ada pelanggaran, buktikan apa pelanggarannya, lalu nanti kita usut sama-sama, sesuai aturan yang telah ditetapkan bersama. Saat ini lebih baik di laksanakan dulu. Sama seperti kita membangun rumah, bila ada kotoran dalam rumah itu, masa kita harus merombaknya secara keseluruhan, tetapi mana yang tidak baik, itulah yang kita perbaiki.
Ada mahasiswa yang menginginkan saya bertindak tegas dalam kejadian ini, lalu mengeluarkan keputusan. Harus diketahui, pungsi saya sebagai Purek III, hanya memantau dan dalam komplik interen mahasiswa, saya hanya sebagai penengah dan memberikan masukan serta nasehat. Selebihnya merekalah yang menentukan keputusan.
Sementara bila memang ada angkatan lama yang memprovokasi, tak perlulah dibuktikan dan dicari siapa yang melakukannya. Ini hanya akan menimbulkan masalah baru. Saya hanya menghimbau agar adik-adik mahasiswanya yang baru, diajari yang baik dan yang benar” ujarnya.
Menurut Idiannor, rektorat tidak akan melakukan inisiasi untuk memanggil pihak-pihak mahasiswa yang bermasalah. “mereka sendiri yang harus belajar berinisiatif menyelesaikan masalahnya sendiri. Masalah internal mereka, mereka sendirilah yang harusnya menyelesaikannya secara dewasa. Mereka sendiri yang harus menyudahi, apalagi mereka adalah bagian dari masyarakat intelektual.
Ini untuk menghindari adanya kesan, bahwa pihak rektorat mencampuri urusan interen mahasiswa” pungkasnya. ara/mb05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar