Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

201211-selasa(rabu)-bakuntau SMPN4 Banjarbaru

Photo: mb/ara
KUNTAU – Kegiatan kenaikan tingkat/sabuk SMPN 4 Banjarbaru di Tahura Mandiangin untuk mengenalkan dasar-dasar seni beladiri tradisional Banjar yaitu Kuntau

Menanamkan Seni Beladiri Tradisional Sejak Dini

BANJARBARU – Orang Banjar mempunyai seni beladiri tradisional yang di sebut dengan Kuntau. Seiring perkembangan zaman dan semakin banyaknya seni beladiri dari negara lain berkembang di bumi Lambung Mangkurat, seni beladiri Kuntau namanya semakin tergeser.
Hal ini diungkapkan oleh Edhi S Mukaffa SAg, saat kenaikan tingkat dan sabuk Perguruan Seni Beladiri Garda Sejati Indonesia (PSBD – GSI) di SMPN 4 Banjarbaru, pada Minggu (18/12) siang.
Edhi adalah guru seni beladiri  di SMPN 4 Banjarbaru. Ia mendirikan GSI di SMPN 4, semenjak 2006 dan menjadi kegiatan eskul di sekolah tersebut. Rutinitas latihan GSI dilakukan setiap sore Selasa dan Kamis.
Dalam mengenalkan seni beladiri tradisional di SMPN 4, Edhi tidak sendiri. Tetapi dibantu oleh dua rekannya sesama pesilat yaitu Alex dan Bain yang lebih khusus pada seni beladiri tradisional Banjar.
            Secara umum dan nasional, seni beladiri Kuntau adalah salah satu cabang aliran seni beladiri yang termasuk dalam organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Organisasi ini bertanggung jawab penuh terhadap pelestarian seni silat Indonesia.
            Secara nasional pula Pencak Silat mempunyai jurus-jurus yang telah dibakukan atau diseragamkan, dan menjadi salah satu cabang olahraga nasional yang dipertandingkan setiap tahun.
            Setiap daerah di nusantara mempunyai seni beladiri tradisional masing-masing, dengan ciri khas dan nama sendiri. Kuntau sebagai seni beladiri tradisional Banjar lebih digolongkan sebagai seni budaya tradisional, begitupula seni beladiri tradisional lainnya.
            Dewasa ini Sangat sedikit sekolah-sekolah yang mengenalkan seni beladiri Kuntau kepada siswa-siswanya. Inilah yang menyebabkan Edhi memperkenalkan Kuntau di SMPN 4 Banjarbaru, dimana ia mengajar pula sebagai guru agama.
Menurut Edhi, seni beladiri tradisional Banjar yang dikenalkan kepada pelajar di SMPN 4 memang hanya dasar-dasarnya saja, yang disebut dengan bunga atau mambunga. Selebihnya lagi dengan jurus-jurus Pencak silat.
“Walaupun hanya dasar-dasar Kuntau yang di kenalkan, paling tidak anak-anak mengenal sejak dini dengan seni beladiri tradisional daerahnya. Hari ini (Minggu) anak-anak mengikuti uji kenaikan tingkat/sabuk, dan menguasai bunga merupakan salah satu materi ujian.
Agar anak-anak tidak jenuh dengan rutinitas di sekolah, maka ujiannya dilakukan di tempat wista, Tahura (Taman Hutan Raya) Mandiangin yang terletak di kabupaten Banjar, sekaligus sebagai rekreasi bagi mereka” ujarnya. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar