Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

261011-rabu(kamis)-ilmu sastra di kalsel dr sainul.1

Sejauh Mana Pengkajian Ilmu Sastra

BANJARMASIN – Kapan ilmu sastra masuk Kalsel? Pembelajaran ini sulit dijawab dengan memuaskan, jika dikaitkan dengan pembelajaran bahasa dan sastra, sejak zaman sebelum kemerdekaan atau beberapa tahun setelahnya” ujar Sainul Hermawan.
            Setiap kali berbincang dengan Sainul, tidak terlepas dari sudut pandang seoarang pengajar atau akademisi.
Menurutnya, jika pertanyaan pembuka di jawab dengan seiring munculnya sekolah-sekolah di Kalsel, atau sejak didirikannya jurusan pendidikan bahasa dan seni, atau sejak munculnya lembaga-lembaga yang menggeluti sastra, jawabannya mungkin sedikit mudah.
            Jika dispekulasikan dengan awal adanya Prodi PBSID, bisa diasumsikan bahwa sejak saat itu ilmu sastra masuk dalam kurikulumnya. Penelitian sastra di lembaga ini, tentu telah dimulai sejak pembicaraan pertama, yang jejak pertamanya dapat dibaca dalam skripsi pertama alumninya.
            Dimana ketiga bagian ilmu sastra, yaitu teori, sejarah, dan kritik sastra dikaji dalam kaitannya dengan genre sastra yang ada. Namun jawaban pastinya dapat dijawab, dengan penelitian sejarah ilmu sastra di Kalsel yang lebih komprehensif.
“Sekarang yang menjadi pertanyaan, sudahkah penelitian secara komprehensif ini dilakukan?” tanya Sainul.
Seni kata atau lazim disebut sastra, berkembang di wilayah-wilayah kabupaten/kota di Kalsel, dengan kadar kualitas yang beragam. Baik dalam proses kreatif personal, maupun pembentukan organisasi pembelajaran sastra secara komunal.
Wilayah-wilayah tersebut memiliki orientasi yang berbeda, dalam pengembangan genre sastra. Sebagian ada yang cenderung mengembangkan sastra lisan, sebagian lagi mengembangkan sastra tulisan.
Kecenderungan yang menitikberatkan pada konsekuensi kultural masing-masing. Ada yang mengedepankan nilai-nilai modernitas, ada pula yang bertahan dengan nilai-nilai ketradisionalan.
“Maka penelitian secara komprehensif, perlu melihat kondisi-kondisi dinamika kesastraan di seluruh wilayah Kalsel, dalam segala aspeknya. Baik aspek produksi, apresiasi, amupun organisasi dalam kaitannya dengan dimensi sosiokultural dan politik di wilayah tersebut.
Sehingga mesti dipahami,secara lebih mendalam, bahwa aspek keilmuan sastra di Kalsel sangatlah luas” ujar Sainul pada Selasa (25/10) sore. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar