Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

031011-senin(selasa)-mimpi pasar seni dr Nanang MY

Photo: mb/ara
TEMPAT - Seniman lukis tanpa ada tempat untuk memajang karyanya, perkembangan seni lukis di Kalsel tidak akan berkembang dengan baik.

Seniman Berharap Ada Galeri Lukis Dan Pasar Seni

BANJARMASIN – Tidak peduli dengan orang yang memperhatikan, tangan-tangan lincah, terus saja asik mengoleskan warna-warna pada kanvas. Adakah mimpi yang masih mengawang, dan adakah keinginan yang belum terwujudkan, dari pelukis-pelukis kaligrafi, maupun pelukis lain di Kalsel ini?
            Sekelumit keinginan mendasar dari seniman lukis, terungkap dalam perbincangan Mata Banua dengan tokoh seni dan beberapa peserta Lomba Kukis Kaligrafi (LKK) se-Kalsel, yang diselenggarakan Taman Budaya (TB) Provensi Kalsel, pada Rabu 28 September 2011 yang lalu. 
Arsyad Indradi (62), yang dijuluki si penyair gila ini, bukan cuma bergelut dalam sastra, tapi ia juga seorang pelukis, hanya saja puluhan lukisan-lukisan yang digoreskannya lebih banyak sebagai koleksi pribadi. Pada Minggu (2/10) siang ia menuturkan “tempat khusus (galeri) bagi pelukis untuk memamerkan karyanya (selain di museum Banjarbaru), dan dapat dikunjungi masyarakat umum di daerah kita ini, itu yang tidak ada”.
            Sebelumnya , Suci Melati (28) pemenang LKK se-Kalsel, mengatakan “aku ingin di Banjarmasin ada sebuah galeri, yang bisa memajang lukisan-lukisan karya pelukis daerah Kalsel, dan ada pasar seni yang menjadi tempat khusus untuk menjual karya kami”.
            Dengan gaya bahasa yang berbeda, tapi mempunyai keinginan yang sama, juga disampaikan oleh beberapa pelukis kaligrafi lainnya, seperti Indah Kasuma Wardhani (22), Zain Maulani (18), Siti Fatimah (14), serta Intan Pratiwi Zulhan (11) yang baru duduk di kelas satu SMP.
            Keinginan yang sudah sangat lama ada pula dalam hati Nanang M Yus (66) pelukis senior Kalsel, bebrapa waktu yang lalu, ia mengungkapkan “kalau memang Gubernur Kalsel dan Walikota Banjarmasin, ingin membuatkan galeri lukisan dan pasar seni, sebenarnya itulah yang diharapkan oleh seniman Banjar, kami tentunya sangat setuju sekali. Tapi jangan sampai itu hanya sebuah mimpi dan wacana.
            Entah nantinya lokasi pasar seni itu di di siring seberang Masjid Raya Sabilal Muhtadin, entah di parkiran pasar Sudimampir, atau di tempat lainnya, terserah saja.
Pasar seni adalah tempat seniman berjualan, jadi ada karya untuk dapur dan ada karya memang khusus untuk galeri. Dengan adanya pasar seni, maka para seniman bisa  memajang karya, selain itu juga menjadi tempat berekreasi masyarakat, bisa melihat karya seniman dan terjadi interaksi, yang akhirnya akan terjadi negoisasi jual beli.
Aku pernah mengajukan proposal pasar seni atau tempat rekreasi seni, aku bikin gambarnya, tujuannya, maksudnya dll, tapi tidak ada tanggapan pemerintah daerah. Kemudian sekitar 1999, pernah pemerintah provinsi merencanakan membuat Banjarmasin Park. Aku sudah melihat cetak birunya dan master plannya. Dimana dalam Banjarmasin Park itu, akan dibangun galeri dan pasar seni, tapi kemudian hingga sekarang tidak ada kabarnya lagi
Galeri itu suatu bangunan yang sangat penting bagi seniman lukis, yaitu suatu karya di tempatkan terus menerus, bukan cuma sewaktu-waktu saja. Kalau ada turis domistik atau tamu luar negeri datang ke Banjarmasin, ada tempat untuk melihat karya-karya pelukis daerah” ujarnya.
Menurut Nanang, yang sudah sering mengadakan pameran lukis di luar daerah Kalimantan, seniman lukis tanpa ada tempat untuk memajang karyanya, baik berupa pasar seni ataupun gedung galeri, perkembangan seni lukis di Banjarmasin dan Kalsel umumnya, tidak akan berkembang dengan baik. “Seandainya saya mampu, akan saya bikin sendiri” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar