Photo: mb/ara
MANDIRI – Berusaha untuk mandiri, walau belum mendapatkan batuan dari pemerintah
PA Rumah Anak Yatim Ar Rohmah
Mengontrak Rumah Untuk Tempat Berteduh Sementara
BERDASARKAN informasi yang didengar Mata Banua dan berusaha melacak lokasinya. Bahwa ada Panti Asuhan (PA) yang sudah beberapa tahun didirikan, tapi belum masuk dalam daftar penerima bantuan, dari Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalsel.
PA Rumah Anak Yatim (RAY) Ar Rohmah, menempati sebuah rumah sederhana di jalan Guntung Manggis Berlina Jaya, Landasan Ulin Banjarbaru. Rumah yang di kontrak sementara, sebagai tempat berteduh 14 orang anak yatim dan anak terlantar.
Abdul Qawim (26) pengasuh PA RAY menuturkan” panti ini didirikan pada 2009, hingga kini memang belum ada bantuan dari pemerintah. Berkasnya sudah dimasukkan ke Dinsos Banjarbaru, dan apakah sudah didaftarkan ke Dinsos Provinsi, kami belum tahu. Tapi kami tetap berusaha mandiri, walau dengan seadanya.
Latar belakang pendirian panti, yaitu adanya keinginan dan perhatian dari seorang kawan, terhadap anak terlantar dan anak yatim. Kawan tersebut menyampaikan keinginannya dengan kami. Karena kami juga punya perhatian dalam bidang pendidikan, maka kami dirikan panti ini.
Untuk sementara waktu, kami mengontrak rumah di sini, dengan biaya per tahun Rp 8 juta. Ada tiga kamar, satu kamar untuk pengasuh dan dua kamar untuk 14 anak, semuanya laki-laki. Karena kamarnya sempit, sebagian anak tidur di ruang tamu.
Tingkat pendidikan anak-anak yaitu yang SMK ada 2 orang, SMP ada 2 orang, dan sisanya masih SD, yang termuda kelas 2 SD. Daerah asal mereka ada yang dari Banjarbaru, Martapura, Banjarmasin, Batola, Barabai, dan Kapuas.
Yang dari Banjarbaru, ada yang dari Saptamarga dan Sungai Besar. Kami sudah memberi ijin, kalau mau pulang kerumah satu minggu sekali, silahkan saja. Tapi mereka malah memilih, satu bulan sekali baru pulang, bahkan banyak yang ingin tetap tinggal di panti, kecuali ada keluarganya menjenguk, baru ia mau ikut pulang.
Saat masih SD, anak-anak di pupuk ibadahnya, dan diajarkan untuk menghargai waktu, ditambah dengan hapalan ayat-ayat Al Qur’an. Setelah lulus SMA, kalau memang berprestasi dan ia ingin terus melanjutkan pendidikan, akan kami kuliahkan. Kalau tidak, akan dikursuskan atau mengikuti latihan keterampilan, agar mempunyai bekal untuk mandiri.
Apabila ada anak yang nakal, dan sudah beberapa kali dinasehati, maka kita coba lagi selama 6 bulan. Bila tetap membandel, sampai mengganggu temannya, baru dipulangkan. Tapi kami ada kerjasama dengan beberapa panti lainnya, yaitu anak yang nakal tidak langsung dipulangkan, namun dipindah pembinaannya dengan panti lainnya, dengan harapan dipanti berikutnya bisa mengatasi kenakalan anak tersebut” ujar Qawim.
Sementara itu, biaya makan dan uang saku sekolah anak-anak asuh, jumlah keseluruhannya kurang lebih Rp 150 ribu per hari. Untunglah PA RAY mempunyai amal usaha penjualan gas elpiji, dan dari sumbangan masyarakat, walaupun tidak tentu, tapi cukup menutupi pengeluaran panti.
“Rencana usaha panti kedepannya, lebih pada membina keterampilan anak, sebagai media latihan bagi mereka. Bila anak-anak ingin membuka usaha produktif, seperti cucian mobil, air minum mineral dll, ayo silahkan, akan kami buatkan.
Alhamdulillah kami ada membeli tanah sekitar 1000 meter persegi, di daerah Guntung Manggis, untuk tempat tinggal panti. Mudah-mudahan bisa secepatnya kami lunasi, dan bisa membangun rumah sederhana dulu, agar bisa ditempati” ungkap Qawim. araska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar