Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

040411-senin(selasa)-PA.Nurhidayah (Dm.260411)


Photo: mahfuz

Panti Asuhan Nurhidayah
Harapkan Donator Renovasi Aula Dan Asrama

KONDISI aula kita sudah mulai kropos dan tiangnya sudah miring, hal ini menjadi prioritas kita untuk merenovasinya, ungkap Nuraisyah salah satu pengurus Panti Asuhan (PA) Nurhidayah kepada Mata Banua pada Senin (4/4) siang.
Menurut Nuraisyah “aula PA Nurhidayah menjadi satu dengan asrama yaitu lantai bawah untuk aula dan lantai atas sebagai asrama. Insya Allah tahun ini, setelah bulan Ramadhan, renovasi akan kita mulai. Biaya yang dianggarkan sekitar 300 juta, sudah tentu kita sangat memerlukan bantuan dari donator ataupun dari Pemda.
Selain itu, salah satu faktor yang menjadi penyebab renovasi aula, karena adanya rencana pelebaran jalan di depan PA Nurhidayah, maka nantinya aula akan kita mundurkan sekitar tiga meter kebelakang” katanya menekankan pembicaraan.
PA Nurhidayah didirikan pada 31 Oktober 1997 di Sungai Andai, selama itu pula Noraisyah sudah membantu di PA yang didirikan oleh orang tuanya ini. Namun ia baru diangkat menjadi pengurus dari 2003.
Noraisyah menceritakan “kapasitas daya tampung PA Nurhidayah maksimal 50 orang anak, saat ini ada 45 orang anak, yaitu putra 30 anak dan putri ada 15 anak. Dari 45 anak, hanya 35 orang yang menginap di panti. Sisanya ada yang menginap di pondok pesantren (Ponpes) ada pula yang di asrama. Yaitu di asrama Ponpes Darul Hijrah dan ada yang di asrama mahasiswa IAIN Antasari, asrama mahasiswa Uniska, dan asrama mahasiswa Unlam. Yang paling muda umur 9 tahun masih di SD dan 25 anak di SMA, sisanya ada yang di SMP dan ada yang kuliah.
Salah satu tujuan penempatan di asrama, agar mereka tidak jauh dari tempat kuliah, dan bisa mengirit biaya transportasi. Asramanya disesuaikan dengan asal daerah si anak, yang berasal dari Tapin akan masuk di asrama Tapin, begitu pula anak yang lain, sehingga gratis.
Paling jauh ada anak yang mondok di Ponpes di Madura. Ini semua bukan keinginan kita, tapi keinginan dari si anak itu sendiri, kita hanya menyalurkan bakat mereka, seperti ada anak yang pintar dalam pidato, maka kita salurkan di Ponpes” ujar Noraisyah
Sekitar 10 anak sudah mandiri, ada yang bekerja di RS Ulin, ada yang di bengkel, dan ada yang sebagai guru mengaji. Partisipasi anak yang sudah mandiri ada juga yang sudah mampu membantu keuangan, walau tidak banyak nominalnya. Tapi yang terbanyak mereka membantu mencarikan donator untuk panti.
PA Nurhidayah mempunyai beberapa asrama, yaitu asrama yang didepan (di atas aula) dan asrama yang dibelakang. Untuk anak putra satu kamar terdiri dari 4 anak, sedang untuk putri ada yang 2 orang ada yang 3 orang anak per kamar. Tiap satu asrama ada 2 orang pengasuh yang mengawasi.
Aktivitas kegiatan rutin di panti biasanya Maulid Habsy, dan les bahasa inggris tiap Minggu sore. Tiap habis sholat Ashar anak-anak mengaji masing-masing dan tiap habis sholat Magrib mengaji sama-sama.
Biaya makan yang dikeluarkan tiap hari kurang lebih 100 ribui, sedang jumlah biaya makan sebulan rata-rata 5 juta ditambah dengan biaya lainnya. Agar biaya tranportasi sekolah mereka lebih irit, maka semua anak di belikan sepeda. Bantuan dari beberapa donator tetap sebulan ada 2 juta-an. Sedang dari donator lain, ada 2 sd 3 juta sebulan. Usaha dari Yayasan PA Nurhasanah yaitu warnet, travel, photocopy dan satu sekolah dasar.
Nuraisyah mengakui, bahwa seringkali anak-anak sulit untuk dinasehati, sangat perlu kesabaran, apalagi membina yang masih kecil. Harus diajarkan bagaimana mencuci baju sendiri dan lainnya. Tidak banyak prestasi yang diraih anak-anak, untuk tahun ini ada satu orang yang meraih peringkat rangking tiga dikelasnya.
PA Nurhidayah merasa cukup terbantu dengan adanya bantuan uang jajan dari Dinas Sosial, sehingga beban panti hanya memikirkan biaya makan, biaya pendidikan, dan beberapa hal lainnya. Walau bila dihitung-hitung tentu saja masih kurang, karena pengeluaran panti yang paling besar adalah bila tahun ajaran baru, bisa mencapai 25 juta lebih. Dari biaya pendaftaran, uang pangkal, biaya SPP, buku-buku, tas, sepatu dan sebagainya.
Bantuan untuk biaya pendidikan inilah yang menjadi keluhan utama PA Nurhidayah. Untuk itu Nuraisyah berharapa pemerintah, lebih memperhatikan masalah pendidikan anak-anak panti. araska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar