Photo: mahfuz
Pesta Demokrasi Mahasiswa Unlam Terganjal
Penghitungan suara untuk dua pasang calon yang maju dalam pemilihan, yaitu dari Partai Aspirasi Mahasiswa (Pama) dengan Muhammad Pazri (Fakultas Hukum) bersama Masbukhin (Fakultas Teknik), dan dari Partai Suara Hati Mahasiswa (Saham) dengan Sayed Ahmad Sofyan (Fakultas Metematika Ilmu Pengetahuan Alam) bersama Agusnadi (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), hanya sebagian bisa dilakukan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Mata Banua, dari keterangan beberapa tokoh mahasiswa Unlam, yang tidak ingin namanya disebutkan, pada Kamis malam, menceritakan:
Bermula dari adanya gerakan kontra dari mahasiswa angkatan 2004, sehingga saat kongres enam bulan yang lalu, perwakilan mahasiswa dari beberapa fakultas di Unlam Banjarmasin melakukan aksi workout, sehingga perumusan pemilu hanya dilakukan dengan perwakilan fakultas, yang masih ada diruangan kongres.
Saat pelaksanaan sosialisai yang dilakukan rektorat dan ketika verifikasi, kelompok BEM Fakultas yang kontra juga tidak datang. Padahal KPU secara transparan sudah mengundang.
MUM dan beberapa kelompok lain beberapa kali menggelar demo, sebagai tindakan untuk mengacaukan pemilu. MUM beralasan kurangnya sosialisasi, prosedur dan mekanisme tidak jelas, serta KPU tidak akan independent karena di dominasi mahasiswa hukum.
MUM merasa tidak puas terhadap hasil pertemuan dengan KPU, yang dimediasi Pembantu Rektor (Purek) III Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi. MUM meminta pemilu ditunda. Tetapi KPU dan atas persetujuan Purek III tetap menggelarnya, dengan alasan jika sebelum kongres atau saat kongres, bahkan saat verifikasi, silahkan menggugat. Bukan ketika sudah minggu tenang.
Rabu malam 5 Oktober 2011, sekitar pukul 19.00 Wita, sejumlah massa dari MUM berkumpul di depan sekretariat KPU Unlam Banjarmasin, yang dilanjutkan dengan dengan memaku papan di depan sekretariat, yang berisi kotak dan surat suara.
Ketegangan sempat terjadi antara massa MUM dengan anggota KPU yang sedang melipati surat suara. Agar bentrokan tidak terjadi, anggota KPU memilih mengalah.
Suasana kembali memanas, saat sejumlah mahasiswa dari Fakultas Hukum datang ke sekretariat, untuk membantu melipati kertas suara. MUM langsung mengusir mahasiswa yang sebagian besar angkatan 2011 tersebut.
Sepanjang malam MUM terus bersiaga, di depan sekretariat KPU hingga Kamis pagi. Dan Ketua BEM FISIP Unlam, Kholis yang tergabung dalam MUM menyatakan, penyegelan dilakukan sebagai bentuk protes, atas tidak transparan dan independennya KPU sebagai pelaksana Pemilu, serta KPU lebih condong ke salah satu calon.
Kamis 6 Oktober 2011, empat lokasi pemilihan suara yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) dan Fakultas Ekonomi (FEKOM) di boikot oleh MUM.
Lokasi lainnya, seperti Unlam Banjarbaru, dan sebagian fakultas di Unlam Banjarmasin , pemilihan suara bisa dilaksanakan dan surat suara sudah masuk di KPU untuk dihitung.
Jumat (7/10) sekitar pukul 10.00 Wita, dalam wawancara dengan Mata Banua, Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi, mengatakan bahwa pada Kamis itu juga, ada pertemuan dengan beberapa perwakilan yang kontra, serta dengan beberapa Dekan masing-masing. Pihak KPU menyatakan bahwa belum siap untuk melaksanakan pemilihan suara di empat fakultas yang terjadi konflik, karena merasa tertekan.
Akhirnya, untuk mendinginkan suasana, disepakati untuk mengadakan pembicaraan sekali lagi pada 10 Oktober 2011. Kemudian 11 Oktober 2011, akan dilakukan pemilihan suara lanjutan di fakultas Unlam Banjarmasin , yang belum melaksanakannya.
Di lain pihak, Muhammad Pazri salah satu kandidat, mengharapkan agar semua permasalahan bisa diselesaikan dengan baik, demi stabilitas demokrasi dan keorganisasian di Unlam, ungkapnya saat dihubungi via telepon. ara/mb05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar