Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 23 Desember 2011

110111-selasa(rabu)-program seni 2011 dispar prov

2011 DISPORBUDPAR KALSEL TINGKATKAN PEMELIHARAAN SITUS CAGAR BUDAYA

BANJARMASIN – Untuk lebih meningkatkan pemeliharaan situs-situs cagar budaya wisata religi, Disporbudpar Kalsel akan memberikan intensif bagi petugas-petugas yang memelihara dan merawat situs-situs bersejarah tersebut. Selain itu Disporbudpar Kalsel juga akan mencari situs-situs cagar budaya yang belum tersentuh dan terangkat. Sedangkan dari aspek seni di fokoskan pada kegiatan kesenian tradisional yang jarang ditampilkan.
Kepala Bidang Kebudayaan dan Kesenian Disporbudpar Kalsel, Merah Yusirwan Bangsawan pada Selasa (11/1) siang diruang kerjanya menuturkan “pada akhir tahun 2010 tadi kita telah mengadakan lomba masjid bersejarah terbaik.
Pemenang pertama diraih oleh masjid Arraudah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, juara dua masjid Al Mukaramah Banua Halat di Kabupaten Tapin, dan juara tiga masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin. Kegiatan ini terus akan kita selenggarakan, untuk meningkatkan pemeliharaan terhadap masjid-masjid bersejarah dan upacara-upacara keagamaan. Sebab ini termasuk aspek wisata religi budaya” ujarnya.
Untuk itu, menurut Yusirwan “pada 2011 ini yang penting bagi kita adalah peningkatan kegiatan dibanding 2010. Kalau 2010 hanya 14 etem kegiatan, sekarang di tahun ini ada 22 etem kegiatan. Antara lain sisi-sisi yang kita ketengahkan itu seperti pagelaran seni budaya tradisional, yaitu festival Bapandung, festival Mamanda, dan festival Wayang Purwa Banjar.
Kalau tahun lalu kita menampilkan kesenian tradisional yang hampir punah, tahun ini kita menampilkan kesenian tradisional yang jarang ditampilkan.
Kemudian untuk mempertahankan bahasa ibu, akan kita adakan lomba bakesah bahasa Banjar dikalangan pelajar. Lalu menata situs-situs budaya yang telah ada. Cagar budaya yang tidak bergerak akan kita tata kembali dan kita regestrasi ulang. Sementara ini kita memiliki 53 situs, seperti masjid yang masih asli, ada benteng, ada maqam, dan ada candi. Selama ini pengelolaannya tercerai-berai dan lemah, serta tidak tertata dengan baik” katanya.
Untuk peningkatan pemeliharaan situs wisata religi, kata Yusirwan “setiap maqam akan kita berikan juru pelihara dan diberikan intensif sebesar 600 ribu per bulan. Selain  melihat kembali situs-situs yang akan kita pelihara juga mengangkat kembali situs-situs sejarah yang belum tersentuh.
Seperti rumah-rumah banjar yang masih banyak tidak dikenal dan belum dijadikan cagar budaya. Sebab menurut undang-undang, usia bangunan yang lebih dari 50 tahun termasuk cagar budaya, asal punya catatan sejarahnya seperti siapa yang membangun, yang mendiami, bagaimana arsetekturnya dan lain sebagainya.
Situs-situs yang tidak bergerak  merupakan aset-aset budaya kita. Mereka diam sebagai saksi bisu, tapi ditadatangi orang. Cagar-cagar budaya tersebut adalah tempat-tempat bersejarah yang kita jaga untuk pelestarian dan pemanfaatannya, tentunya untuk itu semua kita akan bekerjasama dengan Dirjen Sejarah” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar