Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

140411-kamis(jumat)-harapan baru di TB


Photo: Noor Hidayat Sultan

Harapan Baru di Taman Budaya Kalsel

BANJARMASIN – Tidak dapat dipungkiri, perubahan kepemimpinan akan menimbulkan harapan baru. Fenomena inilah yang terjadi di Taman Budaya (TB) Kalsel di Banjarmasin.
            Suatu harapan yang tidak cuma bagi kalangan seniman dan budayawan, serta masyarakat pecinta seni di seputar kota Banjarmasin, tapi juga harapan baru bagi wartawan yang meliput aktivitas seni di TB.
            Terhitung 28 tahun sejak kepemimpinan pertama TB dari 1983 hingga 2011, sejauh mana aktivitas dan pengembangan seni budaya Kalsel? Hal ini hanya dirasakan oleh kalangan seniman dan budayawan serta masyarakat pecinta seni budaya, dapat dilihat dari situasi seni budaya tradisional saat ini! Atau sekali lagi sebuah tanggung jawab dilempar kepada pemerintah daerah.
            Dari data yang diperoleh Mata Banua, kepala TB pertama yaitu A Syaikhan BA (1983 – 1984). Selanjutnya Drs H Yustan Aziddin (1984 – 1985), Drs H Bakhtiar (1985 – 1995), Drs H Syarifuddin R (1995 – 1998), Drs H Syahrir (1998 – 2003), dan Drs M Yusran (2003 – 2004).
Kemudian Drs Sirajul Huda HM (2004 – 2005), Drs M Syafrullah (2005 – 2008), dan Drs Akhmadi Soufyan atau Enos Karli (2008 – 2011). Sekarang di 2011, semenjak April, kepala TB yang baru adalah Noor Hidayat Sultan yang sebelumnya Kabag  Pengolahan Data Elektronik Biro humas Setdaprov Kalsel.
Dalam perbincangan Mata Banua di ruang kerja Noor Hidayat Sultan yang baru di TB pada Rabu (13/4) siang, mengatakan “saya mengucapkan terimakasih atas kunjungan rekan-rekan media yang telah mempublikasikan kegiatan seni di TB.
Tentunya sebagai kepala TB yang baru, saya hanya melanjutkan program yang telah di susun oleh kepala TB yang terdahulu. Namun dari perbincangan hari ini, banyak masukan yang saya terima dari rekan-rekan media, yang akan menjadi acuan sehingga bisa melakukan perbaikan atas apa-apa kekurangan dari aktivitas TB.
Entah itu keluhan dari seniman dan budayawan atau masyarakat pecinta seni, yang dulunya suara mereka tidak terlalu diperhatikan. Ataupun keluhan dari rekan-rekan media yang menemui kesulitan saat meliput kegiatan seni” ujarnya.
Menurut Noor Hidayat “keluhan dari masyarakat seni terkadang tidak sampai, bila tidak disuarakan oleh media. Maka seberapa besarpun sebuah kegiatan seni, tanpa publikasi dari rekan-rekan media, tidak akan banyak berarti.
Kerjasama aktivitas seni dengan media sangat penting. Oleh karena itu banyak hal yang harus kita benahi sama-sama untuk memajukan kegiatan seni khususnya di TB ini” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar