Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

150411-Obat Tradisional Untuk Flu


Jeruk Nipis Untuk Obat Flu

CUACA yang tidak menentu menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Dalam situasi kesehatan yang seperti itu akan sangat mudah terserang flu. Dalam bahasa Banjar, flu disebut dengan salesman atau bahingusan.
Seperti umumnya diketahui, gejala terserang flu antara lain, badan terasa demam dan pegal. Kepala terasa sakit atau pusing, sering bersin dan keluar ingus dari hidung.
Penyebab penyakit, bisa karena alergi, bekerja terlalu berat, kekurangan daya tahan tubuh terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu atau ekstrem, terlalu banyak makan yang manis-manis atau lemak daging atau sejenis kacang-kacangan.
Menurut Syarifuddin R, masyarakat tradisional Banjar biasa mengobati penyakit flu dengan empat cara, yaitu dua cara untuk orang dewasa dan dua cara lagi untuk anak-anak. Ramuan pengobatannya sendiri menggunakan bahan-bahan dan tumbuhan yang mudah didapatkan.
Untuk orang dewasa:
Cara pertama, menggunakan limau nipis (jeruk nipis), kapur sirih dan minyak kayu putih. Proses membuat obatnya, yaitu jeruk nipis di iris-iris, lalu oleskan kapur sirih pada irisan jeruk nipis, kemudian teteskan minyak kayu putih pada irisan jeruk nipis tersebut.
Selanjutnya irisan jeruk nipis tadi dipanggang diatas api beberapa lama (tidak sampai hangus), lalu didinginkan, dan airnya diperas/ diperah kedalam gelas, kemudian diminum.
Cara kedua, menggunakan daun kustila/ kestela (papaya). Proses membuat obatnya, yaitu daun pepaya muda ditumbuk sampai lumat, peras airnya dan disaring, beri gula habang (merah) atau gula putih sedikit, aduk sampai rata. Kemudian diminum sekurang-kurangnya dua kali sehari, pada siang dan malam hari.
Untuk anak-anak:
Cara pertama, menggunakan gambir. Proses pengobatannya, yaitu masukkan gambir dalam sebuah wadah, diberi sedikit air, diaduk sampai rata, lalu balurkan ramuan tadi pada batang atau tulang hidung dan jidat.
Cara kedua, menggunakan janar dan kapur. Proses pengobatannya, janar dipotong dua, tampuknya di toreh-toreh, oleskan kapur sedikit, lalu digosokkan pada batang hidung.
Dari pengamatan Mata Banua pada masyarakat Banjar, pengobatan flu atau demam pada anak kecil dengan menggunkan gambir, janar, dan kapur, disebut dipidara’i atau dicuring. Kebanyakan pengobatannya dilakukan oleh tukang urut wanita untuk anak-anak.
Bagian tubuh yang dipidara’i atau dicuring pada tulang hidung, dahi, ujung bawah telinga, punggung, dada, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki, dengan tanda silang atau tambah. Sedangkan dalam kepercayaan suku dayak, tanda silang atau tambah disebut cacak burung.
Tanda cacak burung dipercaya untuk mengusir segala sesuatu yang jahat entah itu penyakit ataupun gangguan dari makhluk halus. ara/mb07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar