Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

150711-jumat(sabtu)-TB.PKBSS-dalang cilik

Photo: mb/ara
DALANG CILIK - Diiringi pemain gamelan yang semuanya anak-anak, dengan lincah Dalang Cilik memainkan wayang kulit Banjar ditangannya sambil menuturkan cerita pewayangan

Celoteh Bocah Dalang Cilik

BANJARMASIN – Umurnya baru 11 tahun, tapi dengan lincah ia menuturkan dan memainkan wayang kulit Banjar yang ada di tangannya. Sahriwan Jaya Sukma, dalang cilik Asam Barimbun Grup dari kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
            Tidak hanya dalangnya yang masih muda dan baru duduk dibangku kelas 5 SD, tapi semua pemain gamelannya juga masih anak-anak, Sahriawan dan pemain gamelan menampilkan kepiawaiannya, pada Minggu malam 10 Juli yang lalu, dalam Pekan Kemilau Banua Seribu Sungai (PKBSS) Taman Budaya (TB) Kalsel di panggung terbuka.
            Kepada Mata Banua, sebelum pertunjukan wayang kulit Banjar di mulai, Sahriawan bercerita “ini pertama kali tampil mendalang di Banjarmasin. Bisa memainkan wayang kulit, karena sering ikut bapak apabila mendalang. Bapak tidak pernah menyuruh aku untuk mendalang, tapi aku sendiri yang ingin mendalang.
            Tapi aku tidak bisa seperti bapak yang tahan sampai pagi mendalang, aku hanya tahan dua jam saja. Malam ini aku membawakan kisah pertempuran Kurawa dan Pandawa yang memperebutkan kerajaan Hastinapura.
            Semua pemain gamelan ini adalah satu keluarga. Selain mendalang aku juga bisa memainkan alat gamelan, seperti sarun, agung, nganung. Diantara alat gamelan itu yang paling suka dengan gamelan sarun, sebab mudah memainkannya. Sedangkan tokoh wayang yang paling di sukai itu Arjuna” katanya.
            Walaupun Sahriawan baru hapal dua cerita pakem wayang dan masih tidak mengerti makna dan intisari dari cerita yang dibawakannya, ditanya tentang cita-cita, ia menjawab “cita-cita hanya ingin menjadi dalang saja, tapi kalau ada rezeki ingin terus tetap sekolah dan kuliah di jurusan seni” ujarnya dengan polos.
            Dilain pihak, Sah Putra, orang tua dari Sahriawan, membenarkan apa yang dikatakan anaknya. “aku tidak pernah meminta anakku untuk mendalang, semuanya atas kemaunnya sendiri, kalau memang itu panggilan jiwanya, silahkan saja. Alhamdulillah berarti ada generasi penerus sebagai dalang dalam keluarga. Walaupun begitu, ia harus terus sekolah, agar sebagai dalang ia juga mempunyai pengetahuan yang luas.
            Kalau dikatakan kami bisa mendalang karena faktor keturunan, itu memang benar. Sebab dimulai dari leluhur yang bernama Dalang Tulur, kemudian diwarisi oleh bapak yaitu Dalang Diman di Pantai Hambawang yang sudah mulai mendalang sejak 1970-an.
            Hingga turun kepadaku, dari umur 15 tahun aku mulai mendalang, dan akhirnya kepada anakku yang sudah mendalang dari umur 8 tahun. Mudah-mudahan Sahriawan nantinya lebih dari kami.
            Kami berharap agar pemerintah ada mempunyai program, untuk meningkatkan generasi muda dalam pedalangan, hingga akhirnya ada festival dalang cilik di Kalsel ini” pungkasnya. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar