Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

170711-minggu(senin)-PA Putri Mu'awanah (Dm.190711)

Photo: mb/ara
BELUM – Karena baru berdiri, PA Puteri Mu’awanah masih belum mendapatkan bantuan dana dari pemerintah

PA Puteri Mu’awanah
Masih Sangat Memerlukan Uluran Tangan Donator

PADA sebuah rumah yang beralamat di jalan Pangeran depan Madrasah Diniyah Islamiyah, sungai Kidaung Banjarmasin, ada papan nama yang bertuliskan Panti Asuhan (PA) Puteri Mu’awanah.
Beberapa kali Mata Banua melihat dan membolak-balik daftar panti-panti yang di berikan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kalsel, yaitu panti yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, dan tidak ada tertulis dalam daftar tersebut Panti PA Puteri Mu’awanah di kota Banjarmasin.
Akhirnya dengan rasa ingin tahu, Mata Banua melangkah masuk kebalik pagar rumah tersebut. Dan dua orang wanita yang telah berusia lanjut, tapi masih terlihat segar dan bersemangat, menyambut kedatangan Mata Banua dengan ramah saat itu.
Setelah berkenalan dan diminta menceritakan tentang panti asuhannya, Hj Muniroh Yasin (78) sebagai pengelola panti, berkata “panti asuhan kami ini memang baru satu tahun berdiri, tepatnya pada 15 Juni 2010 yang lalu. PA Puteri Mu’awanah khusus untuk anak putri.
            Kami sudah mendaftar ke Dinsos kota Banjarmasin, SK sudah keluar tapi untuk tahun anggaran 2011 ini, memang belum mendapat bantuan, mudah-mudahan tahun depan sudah ada bantuan.
            Sampai saat ini, rata-rata pemasukan bantuan hanya Rp 1 juta sebulan, itupun dari donator. Sedangkan pengeluaran untuk biaya makan satu hari kurang lebih Rp 150 ribu sehari, ditambah total uang saku semua anak sehari Rp 75 ribu. Untunglah masyarakat sekitar banyak membantu, ada yang memberi beras dan lain-lain, sehingga beban biaya makan bisa berkurang.
            Pertama didirikan ada 8 anak, panti sendiri yang mencari. Setelah berjalan beberapa bulan, orang lain yang mengantar kesini, hingga sekarang anak asuh kami ada 25 anak. 20 anak tinggal di panti, sisanya tinggal di tempat keluarganya masing-masing. Bahkan sampai sekarang masih ada anak yang mau masuk sini, tapi fasilitas tempat tidur, ruangan dan pendanaan kami masih sangat terbatas” ujarnya.
            Mengenai latar belakang mendirikan panti, Hj Nurjanah (73) berkata” walau kami sudah tua, dengan sisa umur yang ada mudah-mudahan masih bisa bermanfaat bagi masyarakat. Maka dengan uang tabungan pribadi yang ada, dimanfaatkanlah untuk membangun ruangan baru di halaman rumah ini sebagai panti asuhan. Tapi tentunya semua itu atas seijin anak-anak kami” katanya.
            Syarifah Aminah (48) pengasuh anak-anak panti, menambahkan “usia anak-anak dari 7 tahun sampai 16 tahun, yang 7 tahun masih kelas satu SD. Kalau tingkat pendidikan semuanya, yang duduk di SD ada 16 anak, SMP ada 3 anak, SMK ada 1 anak, dan sisanya SMA.
            Selama satu tahun ini perkembangan prestasi anak-anak cukup meningkat, ada yang juara lukis disekolahnya, dan 4 orang anak masuk peringkat 10 besar di kelas. Kedepannya, yang sudah tamat SLTA akan kita kursuskan keterampilan beberapa bulan, baru kita kembalikan kepada keluarga dan masyarakat.
            Agar panti ini bisa mandiri, kami akan membuat usaha produktif dan memberdayakan anak-anak, agar mereka bisa mandiri. Karena panti berada dipinggir jalan, kami akan membuat kios minuman dan makanan. Serta menjual kue-kue kering yang dibuat oleh anak-anak. Mudah-mudahan ada bantuan modal usaha untuk ini.
            Memang masih banyak yang diperlukan panti, entah ruangan, tempat tidur dan lain-lain, tapi yang mendesak adalah tentunya tahun ajaran baru ini, sangat banyak memerlukan biaya pendidikan untuk anak-anak” pungkasnya. araska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar