Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

200911-Konsep Sakit Orang Banjar

Konsep Masyarakat Tradisional Banjar Tentang Sakit

BANJARMASIN – Masyarakat tradisional Banjar berpendapat bahwa sakit adalah semacam gangguan terhadap pikiran dan fisik manusia, sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik” kata Drs Syarifuddin R, beberapa waktu yang lalu kepada Mata Banua.
Dengan kata lain, orang Banjar memandang, sakit adalah gangguan yang datang menyerang tubuh manusia, baik secara lahir (fisik) maupun batin (kejiwaan).
Berdasarkan dua pengertian sakit tersebut, maka sakit dapat dibedakan dalam dua kategore, yaitu sakit yang bersifat rasional (nyata) ringan, dan irasional (tidak nyata) atau berat. Sakit yang digolongkan rasional menurut konsep masyarakat tradisional Banjar, adalah yang dapat dilihat dan dirasakan dengan jelas, bagian mana yang terasa sakit atau terganggu, sehingga mudah menentukan obatnya.
Sedangkan sakit yang tidak irasional, mempunyai ciri yang sulit untuk menentukan penyebabnya, dan tidak dapat ditunjukkan bagianmana yang terasa sakit, karena yang merasakan sakit adalah fisik dan pikiran, baik secara sadar atau tidak sadar” ujar Syaripuddin, menceritakan hasil penelitiannya tentang budaya tradisional masyarakat Banjar.
Lanjut Syaripuddin “sakit yang bersifat tidak nyata jauh lebih berbahaya daripada sakit yang nyata. Sakit yang tidak nyata, digolongkan oleh masyarakat tradisional Banjar, seperti sakit ingatan  (sakit jiwa) atau garing panas, garing pulasit (kemasukan roh jahat),garing kuning, dan kapidaraan yang sering menimpa anak-anak.
Penyakit ini diidentifikasi sebagai, terkena teguran leluhur atau melanggar pantangan tertentu, dan cara pengobatannya harus diserahkan dengan ahlinya (tabib).
Kepada mereka yang sakitnya ringan, dan masih dapat melaksanakan tugas seadanya, dikatakan gagaringan (pra garing).
Sakit yang ringan menurut batasan gagaringan adalah masuk angin, flu (salesman), sakit kepala, sakit perut, demam, tampiyaan, gatalan (gatal-gatal), sariawan, dan sakit gigi.
Pengetahuan pengobatan ini, dulu diwariskan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Tapi pada masyarakat modern Banjar, pewarisan pengetahuan telah berubah” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar