Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

200911-selasa(rabu)-para plagiator

Pantaskan Guru Memplagiat Karya Orang Lain

BANJARMASIN – “Sangat disayangkan bila seorang pendidik, yang seharusnya memberi contoh yang baik kepada murid-muridnya, bahwa memplagiat karya orang lain adalah perbuatan yang sangat tidak terpuji” ungkap HE Benyamine, dalam diskusi kecil Senin (12/9) sore, tentang seorang plagiator yang kembali memenangkan Lomba Cipta Puisi (LCP) Bahasa Indonesia, dalam Aruh Sastra Kalsel (ASK) VIII Kalsel di Amuntai, pada 16 sd 19 September 2011 yang lalu.
            “Siapa yang memplagiat? Ada yang mengatakan, satu orang dengan dua nama, yaitu Maman S Tawie menggunakan nama Erika Andriani. Tapi melihat dari biodata keduanya, sangat tidak mungkin orang yang sama.
            Pendapat lain, Maman sendiri yang menulis dan memplagiat karyanya sendiri, lalu mengirimkannya di lomba, dengan nama orang lain atau mungkin orang yang dikenalnya, dan atas sepengatahuan yang bersangkutan.
Siapapun yang mengirimkan karya plagiat, dengan ditemukannya bukti bahwa puisi karya Erika Andriani, yang berjudul Selamat Pagi Marabahan (antologi puisi Bianglala, Hasil LCP ASK VI 2009, di kabupaten Barito Kuala). Ternyata mempunyai kesamaan dengan puisi milik.Maman S Tawie yang berjudul Selamat Pagi Banjarmasin (antologi puisi Banjarmasin Dalam Puisi yang diterbitkan pada tahun 80-an).
Situasi ini menimbulkan kecurigaan, bahwa puisi Erika, cerpen atau karyanya yang lain, adalah juga hasil dari memplagiat karya orang lain” ujar Benyamine.
Untuk bahan perbandingan dan analisa, serta mempermudah penulusuran, Mata Banua masih berusaha melacak alamat dan nomor kontak, dari pihak yang ditengarai melakukan plagiat tersebut, agar bisa diminta konfirmasinya. Sementara dari data yang berhasil dikumpulkan, tentang keduanya adalah:
Maman S Tawie, mulai menulis cerpen, puisi dan esai pada 1976. Karyanya dipublikasikan dalam beberapa media massa di Kalsel, hingga nasional seperti Kompas dan Horison.
            Antologi puisi pribadi, Jam (1980), Sajak-sajak Dahaga (1981), Dinding Kaca (1982), Kebun di Belakang Rumah (1995), dan Nyanyian Dusun (2000).
Antologi bersamanya, Terminal (Banjarmasin, 1984), Tamu Malam (Banjarmasin, 1992), Pemberontak yang Gagal (Bandung, 1998), Datang dari Masa Depan (Tasikmalaya, 2000), Perkawinan Batu (DKJ, 2005) dan Seribu Sungai Paris Berantai (Kalsel, 2006).
            Sedangkan Erika Andriani, mulai menulis puisi sejak 1995. Setelah menyelesaikan pendidikan di STKIP PGRI Banjarmasin pada 2006, sempat mengajar di salah satu sekolah dasar di Banjarmasin. Pada 2008 lulus CPNS, kemudian mendapat tugas mengajar pada sebuah SMP di Balangan.
            Puisi, cerpen, esai sastra, artikel kebudayaan dan pendidikan, karya-karyanya dipublikasikan dalam beberapa media massa di Kalsel, serta dalam beberapa antologi puisi lomba, seperti dalam:
Ziarah Pelangi Balangan Menari (ASK V 2008, Balangan), judul puisinya Nyanyian Akar Rumput, di halaman 32, terpilih sebagai salah satu dari 20 puisi nominasi.
Nyanyian Akar Rumput (ASK VI 2009, Batola), judul puisinya Selamat Pagi Marabahan, di halaman 28.
Manyanggar Banua (ASK VII 2010 Tabalong), judul puisi Manyanggar Banua, di halaman 7, terpilih sebagai salah satu dari 6 puisi terbaik.
Balian Zazirah Anak Ladang (ASK VIII 2011, Amuntai), judul puisinya Zazirah Anak Ladang, di halaman 2, terpilih sebagai salah satu dari 6 puisi terbaik. Dan pada halaman 15, judul puisinya Diang Ingsun, terpilih sebagai salah satu dari 30 puisi nominasi.
Puisi Erika dimuat pula dalam antologi Darah Muda (Dewan Kesenian Kota Banjarbaru, April 2008).
Kemudian karya cerpen lombanya, dimuat dalam antologi Manyanggar Banua (ASK VII 2010 Tabalong), judul cerpen Tagaian, di halaman 63, terpilih sebagai salah satu dari 6 cerpen terbaik.
            Prestasi Erika yang lain, pada 2008, meraih pemenang III dalam Lomba Menulis Esai Sastra se-Kalsel, dalam ASK V 2008 di Balangan. Dan pada Mei 2009, juara III dalam Lomba Cipta Puisi Bahasa Banjar se-Kalsel, yang dilaksanakan oleh Disbudparpora Kota Banjarmasin. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar