Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

220711-jumat(sabtu)-naga kalsel dan peran pers

Photo: Merah Yusirwan Bangsawan

Malam Ini Grand Final Naga Kalsel

BANJARMASIN – Hari ini, Sabtu malam 23 Juli 2011, grand final Nanang Galuh (Naga) Kalsel, akan dipilih ditempat terbuka di depan kantor Gubernur Kalsel.
            Semenjak 21 Juli, peserta Nanang Galuh (Naga) Kalsel memasuki masa karantina, dalam masa ini semua peserta akan mendapat pembekalan, baik mengenai kebudayaan, kepariwisataan, isu daerah, isu nasional, penguasaan bahasa Indonesia dan bahasa asing, serta kepribadian.
            Disela-sela masa karantina peserta Naga, diadakan malam ramah tamah dengan Gubernur Kalsel atau yang mewakili, kemudian kegiatan kunjungan peserta ke suatu institusi atau tempat sosial, agar mereka melihat dengan ril tentang kondisi sosial daerah dan masyarakat, serta mereka harus membuat karya tulis mengenai hal tersebut. Karya tulis terbaik akan mendapat penghargaan dalam malam grand final pada 23 Juli.
            Tapi, sebelum malam grand final, pada paginya semua peserta akan diperkenalkan kepada masyarakat, melalui pawai atau konvoi peserta Naga Kalsel, keliling kota Banjarmasin.
            Dalam sebuah kesempatan wawancara Mata Banua dengan Kepala Bidang Kebudayaan dan Kesenian Disporbudpar Kalsel, Merah Yusirwan Bangsawan yang juga sebagai ketua panitia Naga Kalsel 2011, seusai menyaksikan Festival Tari se-Kalsel pada Sabtu (16/7) malam yang lalu, mengatakan “Naga Kalsel tahun ini, perbedaannya jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
            Naga Kalsel 2011, kita rancang untuk menekuni kegiatan-kegiatan luar ruangan. Sementara ini, peserta Naga ada kesan gedongan. Maka, sekarang kami terjunkan mereka langsung di tengah masyarakat, dalam kehidupan yang berkembang dimasyarakat, denyut kehidupan masyarakat itu harus mereka rasakan. Mereka akan kami turunkan pada suatu daerah tertentu, entah nantinya mereka memungut sampah atau lainnya.
            Kegiatan Naga sekarang, terangkum dalam tiga hal yaitu aksi, reaksi dan refleksi.
Aksi itu diterjunkan di tengah kehidupan masyarakat. Reaksinya adalah bagaimana mereka merefleksikan pikirannya dalam bentuk tertulis, meresum setiap kegiatan dan menjawab secara lisan, sehingga talenta yang sepontan bisa kidapatkan.
            Dengan semua sistem pemilihan yang kami berlakukan ini, kami harapakan peserta Naga Kalsel 2011, akan lebih peduli dengan masyarakat. dan masyarakat lebih peduli dengan naga mereka. Karena Naga Kalsel adalah figura hidup seni budaya kita, oleh karena itu itu pemilihannya diadakan ditempat terbuka, sehingga masyarakat umum dapat melihat siapa Naga meraka” ujarnya.
            Mata Banua juga meminta tanggapan Yusirwan, mengenai seputar kabar yang berkembang tentang ketidak adilan publikasi, dalam pelaksanaan kegiatan Naga Banjarmasin, sehingga salah satu media televise lokal, memboikot publikasi kegiatan Naga Banjarmasin 2011, dan bagaimana tindakan yang diambil oleh panitia Naga Kalsel agar tidak terjadi seperti itu pula.
            Yusirwan mengatakan “tidak bisa dipungkiri, bahwa peran serta publikasi media massa dalam mensukseskan suatu event itu akan sangat penting.
            Oleh karena itu panitia pemilihan Naga Kalsel 2011, tentunya merangkul semua media massa, melalui jumpa pers Naga Kalsel 2011 di ruang pertemuan Disporbudpar Kalsel, pada Kamis (7/7) siang yang lalu. Karena bagaimanapun figura konfigurasi seni budaya kita, kalau tidak kawan-kawan pers yang melambungkan tidak akan ada artinya.
            Mempunyai media partner, adalah sebuah keharusan, akan tetapi bukan berarti mengenyampingkan media lain. Kita harus bersikap adil dengan semua media, semua media massa harus diundang dan dilibatkan, seperti yang sudah kami lakukan. Ini menjadi contoh bagi pemilihan Naga daerah” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar