Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Rabu, 21 Desember 2011

221110-senin(selasa)-unlam aruh seni 3

Photo: mb/ara
ARUH SENI – Beragam Pagelaran dalam Aruh Seni mahasiswa Unlam Banjarmasin.

PAGELARAN ARUH SENI III MAHASISWA UNLAM BANJARMASIN

BANJARMASIN – Melihat keadaan kesenian daerah yang terkikis oleh kemajuan jaman, beberapa mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin berinisiatif untuk melestarikan kebudayaan banjar tersebut melalui Kampung Seni Budaya (KSB).
Pagelaran dari KSB ini dinamakan Aruh Seni, yang sekarang telah memasuki tahun ke-3. Pelaksanaannya sendiri telah dilangsungkan pada malam Minggu (20/11) tadi di halaman Unlam Banjarmasin.
Achmad Fajar, mahasiswa FKIP Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Unlam, berkata “kegiatan ini memang diperuntukkan untuk mahasiswa baru Unlam, agar mereka lebih mengenal kesenian daerah sendiri”
Beragam kesenian tradisional dan daerah Banjar di pentaskan dalam Aruh Seni III, antara lain Karawitan, Madihin, Musik Panting, Vokal Group, dan Musik Keroncong.
Kemudian Tari Japin Hadrah yang merupakan perpaduan dari tari Japin dan tari Hadrah dibawakan oleh penari wanita antara lain Anggi Kusuma Wijaya, Erma Fitriani, Gita Leona Wulansari, Istiqomah, Maulida Hayati, Melly Ayu Wulandari dan Windarwati.
Baturai Pantun oleh Achmas Fajar, M.Budi Zakaria Sani dan Windarwaty.
Selanjutnya Tari Kuda Gepang yang dibawakan oleh Novita Anggeriani, Halidi, Khairunnisa, Leo Chandra, Rinto Sujaka Purba dan Rizka Halila. Menceritakan tentang sekelompok pasukan berkuda dari kerajaan yang gagah berani, diantara perkelahian dan percekcokan serta peperangan. Hingga pasukan berkuda inilah yang akhirnya menciptakan suasana membangun banua mereka menjadi aman dan sejahtera.
Ada juga Monolog dengan judul Leluhur Ku, disutradarai Hasby Rifani, dimainkan oleh Umi Ma’sumah.
Terakhir ditutup dengan Pentas Teater dengan judul Welcome to Banjarmasin, karya Suci Suryana R yang juga sebagai Sutradaranya, dimainkan oleh 12 orang.
Menceritakan tentang suasana suatu kampung yang ada di kota Banjarmasin. Dalam kampung tersebut  terdapat beragam suku dari nusantara. Interaksi dari beragam bahasa yang berbeda antar suku dalam kampung itu menjadi inti dari cerita dari pentas teater ini.
Sulisno, Dosen mata kuliah seni drama Sendratasik FKIP Unlam, berkomentar “kreatifitas generasi muda, khususnya mahasiswa dalam melestarikan budaya daerahnya sendiri adalah hal yang paling penting dalam dunia pendidikan dan kesenian” pungkasnya. ara/mb05



Tidak ada komentar:

Posting Komentar