Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

240411-minggu(senin)-hr kartini dengan wayang


Photo: mahfuz

Peringati Hari Kartini Dengan  Wayang Kulit Banjar

BANJARMASIN - Bentuk kesenian wayang tertua adalah wayang Purwa. Dari wayang purwa ini berkembang menjadi beberapa jenis wayang di Kalsel. Dalam Hikayat Banjar tertulis bahwa seni wayang sudah mulai tumbuh semenjak kerajaan Negara Dipa seperti, bawayang gung, manopeng, bawayang gadongan, bawayang purwa, babaksan dan sebagainya.
Tidak banyak tokoh di kota Banjarmasin yang bila memperingati hari ulang tahunnya dengan menggelar pertunjukan wayang kulit Banjar. Tapi HA Sulaiman HB pada Sabtu (23/4) malam menggelar pertunjukan wayang kulit Banjar semalam suntuk di Taman Budaya Kalsel. Selain untuk memperingati hari ulang tahunnya juga sebagai peringatan Hari Kartini. Pagelaran wayang purwa Banjarnya sendiri dimainkan oleh dalang Saderi dan Sanggar Seni Ading Bastari Barikin Kabupaten HST, yang di pimpin oleh AW Sarbaini.
Kepada Mata Banua pada Sabtu sore, Sarbai menuturkan “aku maingkuti pasan leluhur supaya melestarikan kesenian yang hidup di kampung Barikin. Sebab, dengan kesenian itu, hubungan keluarga semakin erat.” katanya.
Menurut Sarbai, ia juga bermain dalam hampir semua kesenian wayang. Pada wayang kulit, ia sebagai dalang, dan di wayang gung dia menjadi Hanoman. Ading Bastari membawahi beberapa grup kesenian. Untuk warga yang menyukai wayang kulit, misalnya, tergabung dalam Panji Sukma. Mereka yang suka tari topeng di grup Panji Sumirang, anggota wayang gung di Antaboga, dan R Brantasena untuk pemain kuda gepang.
Proses belajar-mengajar kesenian tradisional di Barikin bukan seperti sekolah formal. Di kampung itu tak ada gedung atau tempat khusus untuk belajar. Ungkap Sarbai ”kalau mau belajar wayang kulit, orang tinggal tajak sarubung (mendirikan tenda), lalu mambuat panggung di belakang rumah. Pelajaran dianggap selesai kalau sudah disaru (diundang) orang untuk pentas.
Menurut Sarbai ”aku belajar bawayang dua kali, langsung dengan Dalang Tulur. Dia guru banyak dalang wayang kulit Banjar di Kalsel. Aku bisa bakasanian matan kelas empat SD, tahun 1967” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar