Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

250411-senin(selasa)-UN hari pertama SMP


Photo: mb/ara
SUASANA UN - Suasana tegang bukan bermula dari siswa yang melaksanakan UN, tapi lebih dulu dari pendidik dilingkungan sekolah itu sendiri

Suasana UN Hari Pertama SMP Non Unggulan Lebih Santai

BANJARMASIN – Kebijakan Ujian Nasional (UN) yang baru, yang memang telah mengakomodasi harapan guru dan sekolah, serta penghargaan nilai atas segala usaha guru dan sekolah dalam mendidik dan membelajarkan siswanya, dari nilai semester 1 hingga 5 dan nilai ujian sekolah. Tapi momok menakutkan bagi siswa/i terhadap UN masih tetap jelas terlihat.
            UN dikatakan menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dan sekolah sekarang ini, termasuk didalamnya keberhasilan dalam aspek efektif siswa. Berbagai cara pun kiranya diusahakan oleh pihak sekolah demi keberhasilan siswanya lulus 100 persen” ungkap Helda Rahmawati SSos SPdi pengajar MAN1 Amuntai, dalam ulasannya kepada Mata Banua.
            Dari pantauan Mata Banua kebeberapa sekolah, dibalik keheningan pelaksanaan UN hari pertama SMP/sederajat pada Senin 25 April 2011, sangat terasa adanya ketegangan dari siswa ataupun dari guru pengawas yang sangat proteksi terhadap situasi UN, seperti pada SMPN1 dan SMPN9.
            Sementara pada SMPN2 dan MTsN Mulawarman, suasananya terasa lebih santai. Bahkan salah satu guru di dua sekolah ini, dan salah satu kepala sekolah (Kepsek) yang menemani dan menemui Mata Banua saat mendokumentasi kegiatan UN, sambil bercanda menjelaskan situasi UN disekolah masing-masing.
Sangat jelas tergambar, bahwa suasana tegang bukan bermula dari siswa yang melaksanakan UN, tapi lebih dulu dari pendidik dilingkungan sekolah itu sendiri.
Kepsek SMPN2, Drs H Ariman Yana Husni, mengatakan “untuk UN semuanya sudah kita siapkan dari awal semester, melalui belajar tambahan dan analisis uji coba. Sistem kami berbeda dengan sekolah lain, kami disini membuat soal uji coba itu berdasarkan analisis pokok bahasan mana yang anak itu tidak menguasai” katanya.
            Sebelumnya, Mata Banua mendapat informasi dari beberapa guru yang mengawasi pelaksanaan UN untuk SMA/sederajat. Sebagian siswa/i yang mengikuti UN, melakukan kesalahan dalam penulisan nama pada lembar jawaban, entah karena faktor kebiasaan atau karena suasana tegang, sehingga dikuatirkan hasil UN nya pada mata pelajaran tersebut tidak diterima.
            Menanggapi permasalahan ini, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah, Drs H Murlan M MPd, menjelaskan “kesalahan peserta UN dalam menuliskan namanya, tidak memberi pengaruh, asalkan jangan salah menuliskan nomor UN nya. Nama tidak dipindai, yang dipindai hanya hasil jawaban.
            Tapi kalaupun ada kesalahan penulisan nama, sedangkan nomor UN nya telah sesuai dengan daftar peserta UN di sekolah yang bersangkutan, maka nanti akan dikonfirmasi ulang, apakah nomor ini memang siswa/i sekolah tersebut” ujarnya.

Suasana Pengambilan Lembar Jawaban di Polsekta
            Dari Pantauan Mata Banua, saat pengambilan lembar soal di Polsekta Banjarmasin Tengah dan Polsekta Banjarmasin Timur, untuk UN SMP/sederajat pukul 06.30 wita sudah selesai. Sedangkan sebelumnya, pada saat pengambilan soal UN untuk SMA/ sederajat baru pukul 07.15 baru selesai.
            Murlan yang sedang bertugas mengawasi pengambilan soal di Polsekta Banjarmasin Tengah, membenarkan situasi ini. Ia menambahkan “setiap sekolah yang melaksanakan UN baik itu SMA dan SMP/sederajat, mendapat pengawalan dari kepolisian yang juga bertugas menjaga UN di sekolah yang bersangkutan” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar