Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

260711-selasa(rabu)-pelajar keluhkan isu NII

Pelajar Resah Dicurigai Terlibat NII

BANJARMASIN – Jawaban dan tindakan yang diberikan pemerintah terhadap gerakan NII dan NII KW IX, hingga sekarang tidak pernah lugas. Sementara isu dan pemberitaan tentang korban-korban rekrutmen NII terus beredar di tengah masyarakat.
            Walaupun saat ini kabar dari korban NII hanya terjadi di luar Kalimantan, seperti Malang, Jawa Timur, Provinsi Riau, dan Aceh Barat. Dan di tengarai basis NII ada di Aceh, Sumut, Padang, Riau, Palembang, Jabar, Banten, Jateng, Jatim, Lombok, Sulsel, Sulteng, Sulut, Maluku, dan Maluku Utara. Tetapi keresahan orang tua di Banjarmasin terhadap aktivitas kegiatan keagamaan anak-anaknya tidak bisa dikesampingkan.
            Karena NII mengutamakan rekrutmen anggota di lingkungan siswa SMA dan sederajat, yang nantinya dipersiapkan membangun jaringan di kampus-kampus saat menjadi mahasiswa.
            Sebagian orang tua pelajar mulai melarang anaknya untuk ikut kegiatan eskul keagamaan di sekolah, karena takut ada kaitan dengan NII, hal ini diungkapkan oleh Nadia Iranti Ulfa dari SMAN7 dan Kurnia Putri dari SMAN5, beberapa waktu yang lalu kepada Mata Banua.
            Nadia dan Ulfa sebelumnya aktif dalam Kelompok Studi Islam. Menurut Nadia kegiatan eskul ini sebenarnya resmi berdiri di sekolahnya dan pembinanya sendiri adalah dari guru agama yang mengajar di sekolahnya. Nadia mengatakan “Saat ini banyak masyarakat atau orang tua siswa yang menyamakan organisasi keagamaan pelajar yang disamakan dengan NII”.
            Ia menyayangkan tidak adanya tindakan pihak sekolah, untuk menjelaskan kepada orang tua siswa bahwa tidak ada kegiatan yang menyimpang. Nadia juga berharap, pihak Dinas Pendidikan untuk lebih aktif mengadakan sosialisai ke sekolah-sekolah dan masyarakat agar keresahan orang tua tidak ada lagi.
            Menanggapi situasi ini, Dra Hj Noormayani MAP kordinator Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBT) Kalsel, pada Sabtu (23/7) pagi, berkata “orang tua tidak bisa begitu saja memvonis bahwa kegiatan eskul keagamaan siswa dikaitkan dengan NII, tapi harus di teliti dengan lebih baik dan diurunrembukkan bersama-sama dengan guru-guru.
            Selain itu, semua lapisan bertanggung jawab terhadap pengawasan dengan anak-anak kita, baik masyarakat, tokoh agama, orang tua, guru, Disdik dan pemerintah” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar