Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Rabu, 21 Desember 2011

261110-jumat(sabtu)-Madihin1 (Dm.291110)

SEDIKIT YANG BERMINAT MENJADI PAMADIHINAN

BANJARMASIN- Ada yang berpendapat bahwa madihin berasal dari kata madah, yaitu sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia. Madah merupakan syair yang mempunyai rima yang sama pada suku akhir kalimat. Madah mengandung puji - pujian, nasehat atau petuah.
Sastrawan Kalsel, Arsyad Indradi (25/11) menuturkan seputar kesenian daerah Kalsel yang dikenal dengan madihin “dalam perkembangannya humor atau lelocon, sindiran yang sehat, tak ketinggalan disuguhkan oleh Pamadihinan ( orang yang membawakan madihin ) sebagai bumbu kehidupan sastra Banjar madihin seperti juga sastra Banjar balamut, kesenian tradisional yang hampir tipis, bahkan mengalami kerisis kemusnahannya.
Setelah 1970an jarang atau dapat dihitung dengan jari orang yang berminat menjadi Pamadihinan. Agar menjadi Pamadihinan yang mengarah kepada pemain profesional, ia harus memiliki keterampilan dalam bamadihin” katanya.
Arsyad melanjutkan “keterampilan itu antara lain, menguasai lagu khas madihin, terampil memukul tarbang dengan irama sebagai pukulan pembuka atau membunga, pukulan memecah bunga, pukulan menyampaikan isi pesan, dan pukulan penutup.
Seorang pamadihinan juga harus mempunyai suara atau vokal yang lantang dan merdu. Disamping hapal naskah syair, ia juga terampil berimpropisasi yaitu secara spontan menciptakan syair tanpa dipersiapkan terlebih dahulu. Memang seorang pamadihinan perlu latihan yang terus – menerus agar dapat menjadi Pamadihinan yang baik” kata Arsyad.
Menilik dari sejarah madihin, banyak pendapat mengenai asal mula madihin. Ada yang mengatakan berasal dari Kecamatan Angkinan yaitu di kampung Tawia, Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Pendapat ini berpijak pada bahwa Pamadihinan banyak tersebar di pelosok Kalimantan Selatan berasal dari kampung Tawia bernama Dulah Nyangnyang.Ada juga yang berpendapat Sastra Banjar Madihin berasal dari Kecamatan Paringin, Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan, sebab dahulu Dulah Nyanyang lama bermukim di ingin dan mengembangkan madihin di sana.
Namun yang jelas bahwa Sastra Banjar Madihin menggunakan bahasa Banjar, Pamadihinannya etnik Banjar. Madihin adalah kesenian tradisional Banjar yang khas Banjar yang tidak ada pada etnik lain di Nusantara.
Madihin sudah ada diperkirakan tahun 1800 yaitu setelah Islam masuk dan berkembang di Kalimantan. Lahirnya madihin banyak dipengaruhi oleh kesenian Islam yaitu kasidah dan syair – syair bercerita yang dibaca oleh masyarakat Banjar. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar