Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Minggu, 25 Desember 2011

270311-Inventarisasi Pengobatan Tradisional Kalsel

Inventarisasi Pengobatan Tradisional Kalsel

BANJARMASIN - Inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah (IDKD) Kalsel, untuk menggali dan mengungkapkan khasanah budaya luhur bangsa. Memang sudah seharusnya dilakukan agar dari beragam suku yang berbeda dapat saling memahami kebudayaan-kebudayaan yang ada dan berkembang pada tiap-tiap daerah. Serta bisa menjadi sumber referensi dalam usaha meningkatkan kebudayaan daerah.
            Di Kalsel sangat banyak kebudayaan pengobatan tradisional daerah dari tumbuh-tumbuhan. Inventarisasi dan dokumentasi dari kekayaan pengobatan tradisional ini memang menjadi hal mutlak dilakukan, sehingga dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
            Terkait dengan inventarisasi dan dokumentasi pengobatan tradisional, pada perbincangan Mata Banua dengan Drs.Syarifuddin R, Sabtu (26/03) sore, mengatakan “kami sudah pernah melakukan inventarisasi dan dokumentasi pengobatan tradisional dan hasil dari penelitian tersebut sudah dijadikan buku. Walaupun saat itu tidak dicetak dalam jumlah besar.
            Seperti yang tertulis dalam pengantar buku oleh Attabranie Kasuma, kata Syarifuddin “penelitian tersebut dilakukan pada proyek IDKD Kalsel dalam tahun anggaran 1988-1989. Untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan, kami menetapkan ketua tim yang sekaligus dapat memilih anggotanya. Tim ini kemudian turun kelapangan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang relevan dan sesuai dengan aspeknya. Dari data yang terkumpul dijadikan sebuah naskah (draft I).
            Pelaksanaan tugas tidak berdiri, karena penelitian tidak akan berhasil tanpa bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, kecamatan, desa dan sampai perorangan.
            Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah di Kalsel ini sejak tahun anggaran 1977-1978 sampai dengan 1987-1988. sebagai pemimpin proyek adalah Drs H Yustan Aziddin dari Kaneil Dinas Pendidikan Kalsel. Sedangkan tahun anggaran 1988-1989 sebagai pemimpin proyek adalah Attabranie Kasuma.
            Dan untuk penelitian pengobatan tradisional Kalsel, sebagai konsultan Drs Soekarno. Sebagai peneliti/ penulis yaitu Drs H Yustan Aziddin (ketua) dan aku sendiri sebagai anggota” ujarnya.
            Lanjut Syarifuddin “hasil penelitian dijadikan buku pada 1990 dengan judul Pengobatan Tradisional Kalimantan Selatan. Diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, dan Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya.
            Bukunya setebal 153 halaman, terdiri dari tujuh BAB. Pada BAB tiga berisi 34 pengobatan tradisonal penyakit luar. BAB empat berisi 41 pengobatan tradisional untuk penyakit dalam. BAB lima berisi 9 tindakan dalam perawatan pengobatan tradisional. Dan BAB enam berisi 5 macam ahli pengobatan tradisional di Kalsel.
            Tentunya apa yang sudah kami lakukan, bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Sehingga hasil penelitian yang sudah kami lakukan bisa menjadi referensi untuk mengangkat lebih jauh tentang pengobatan tradisional daerah kita, agar tidak hilang ditelan zaman” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar