Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

280911-rabu(kamis)-lomba kaligrafi TB (di muat sepertiga)

Menjaring Bakat Pelukis Kaligrafi

BANJARMASIN – Bersamaan dengan masuknya Islam di tanah Lambung Mangkurat, kaligrafi mulai di kenal masyarakat Banjar. Pada masa itu, tulisan kaligrafi hanya terdapat pada kitab Al-Qur’an, kemudian menjadi hiasan berbagai mihrab masjid.
Tidak di ketahui secara pasti, kapan dimulainya perkembangan kaligrafi di Kalsel menjadi seni lukis diatas kanvas. Yang pasti dengan adanya lomba lukis kaligrafi, nafas religius masih berhembus dalam bakat-bakat pelukis kaligrafi, baik dipandang dari sudut seni maupun nilai-nilai agama Islam.
“Memelihara kebudayaan seni lukis Al-Qur`an itulah yang menjadi motivasi Taman Budaya (TB) Provensi Kalsel, mengelar lomba lukis Kaligrafi se Kalsel, pada Rabu (28/9) dari pagi hingga sore harinya, dengan tema “Seni Lukis Kaligrafi Al-Qur`An Sebagai Syiar Dan Kekayaan Pariwisata Seni Dan Budaya Islam Kalimantan Selatan” ungkap Kepala Taman Budaya (TB) Kalsel, Drs H Noor Hidayat Sultan.
Menurut Fahrurazi, Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi TB Kalsel, ada tiga juri yang menilai karya peserta lomba, yaitu Norman S, H Rizalinnor dan Zazuli SAg.
Peserta yang terdaftar ada 93 orang, dari tingkat SMP dan SMA/sederajat, serta dari Pondok Pesantren, Mahasiswa dan Umum, dengan batas usia maksimal 40 tahun. Di banding dengan lomba lukis kaligrafi tahun sebelumnya yang hanya 30 orang, tahun ini (2011) ada peningkatan jumlah peserta.
Hasil akhir dari penilaian yaitu Suci Melati (juara I), M Hasanuddin (juara II), dan M Ihsan (juara III). Sedangkan yang masuk dalam nominasi, yaitu Indah Kasuma W (nominasi I), Hairil Anwar (nominasi II), MN Thamrin (nominasi III), Wardi (nominasi IV) dan HA Aziz Ramadhan (nominasi V).
             Menyangkut penilaian, H Rizalinnor menjelaskan “inti penilaian adalah orisinalitas, biasanya ada karya yang sudah populer, atau sudah banyak didokumentasikan seperti di kalender, kalau sama atau mendekati, maka orisinalitasnya sudah turun.
Penilaian selanjutnya terletak pada kaidah penulisan, walaupun dalam lomba ini  khatnya tidak harus khat murni, tetapi kaidahnya tidak salah. Misalnya, mencampur huruf khat diwani di campur dengan khat lain, ini tidak diperkenankan. Atau ada bentuk huruf yang tidak sesuai, seperti menulis huruf dal tetapi mirip huruf ra.
Lalu penilaian estitika atau keindahan, penilaian artistik atau nilai seni, dan penilaian penguasaan teknik atau keterampilannya.
Melalui lomba lukis kaligrafi, tujuan kami yang utama di TB Kalsel untuk mendata dan menjaring bakat-bakat pelukis kaligrafi, sehingga kalau diadakan pameran lukis kaligrafi, tidak sulit lagi mencari pelukisnya” pungkas Rizal. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar