Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

310511-selasa(rabu)-aliran buddha therawada


Photo: mb/ara
SEMBAHYANG – Tempat sembahyang aliran Buddha Theravada di vihara Dhammasoka Banjarmasin

Photo: Bikkhu Karunaviro

Theravada Aliran Buddha Tertua Dan Terbesar Di Banjarmasin

BANJARMASIN – Agama Buddha dan Hindu sudah ada di Kalsel, semenjak berdirinya kerajaan Nan Sarunai (Kerajaan Tanjung Puri). Keberadaan yang di buktikan dengan adanya candi Agung di Amuntai.
Ratusan tahun sudah agama Buddha berada di Kalsel hingga sekarang, dan salah satu aliran agama Buddha terbesar yang ada di Kalsel adalah aliran Theravada atau Therawada Dari beberapa sumber, menjelaskan perkembangan agama Buddha dan sejarah aliran Theravada, beserta vihara terbesarnya yang ada di Banjarmasin yaitu vihara Dhammasoka.
            Menurut Tajuddin Noor Ganie MPd “kerajaan Nan Sarunai berdiri pada 242-226 SM, kerajaan yang didirikan oleh suku Dayak Maanyan. Kemudian pada kerajaan Negara Dipa, lalu kerajaan Negara Daha, hingga berdirinya kerajaan Islam yaitu kerajaan Banjar. Masa keberadaan agama Buddha dan Hindu yang diperkuat dengan adanya candi Agung, berdasarkan pengujian C-14 terhadap sample arang candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM.”
Bikkhu Pembina Daerah Kalsel dan Kalteng, Bikkhu Karunaviro, beberapa hari yang lalu, pada Senin (16/5) sore, di vihara Dhammasoka, mengatakan “Theravada adalah aliran Buddha tertua di dunia.
Vihara Dhammasoka merupakan tempat ibadah umat Buddha Theravada terbesar yang ada di Banjarmasin. Vihara ini terletak di kawasan Kampung Pacinan Laut, Kelurahan Gadang Banjarmasin Tengah. Di dirikan pada tahun 1960-an dengan ukuran yang kecil, namun dengan berkembangnya umat Buddha Theravada di Banjarmasin, akhirnya dimulai sejak 25 Februari 2001, vihara di perbesar” katanya.
Dhammasoka sendiri adalah nama seorang raja di Sri Lanka dari abad ke-13, yang dalam bahasa Pali artinya kewajiban tanpa rasa sedih. Sedangkan Theravada berasal dari bahasa Pali yang terdiri dari dua kata yaitu thera (sesepuh) dan vada (perkataan atau ajaran), jadi Theravada berarti Ajaran Para Sesepuh. Istilah Theravada muncul dalam catatan awal sejarah Sri Lanka pada abad ke-4 M. Sejarah Theravada tidak lepas dari sejarah Buddha Gotama sebagai pendiri agama Buddha.
Pada 543 SM, diadakan sidang agung di kota Rajagaha, dengan tujuan untuk menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan.
Sidang Agung Sangha ke-2, pada 443 SM , dimana awal Buddhisme mulai terbagi menjadi dua. Di satu sisi kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor dalam Vinaya, di sisi lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya. Kelompok yang ingin perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan Mahasanghika yang merupakan cikal bakal Mahayana. Sedangkan yang mempertahankan Vinaya disebut Sthaviravada (ajaran para sesepuh).
Sidang Agung Sangha ke-3 (313 SM), hanya diikuti oleh kelompok Sthaviravada. Sidang ini memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya, dan Moggaliputta Tissa. Kemudian mensahkan ajaran-ajaran Tripitaka yang di bawa ke Sri Lanka dan disebarkan di sana,  kemudian dikenal sebagai Theravada atau Therawada.
Di Banjarmasin ada sekitar 3000 umat Buddha, sedangkan se Kalsel kurang lebih ada 15 ribu umat Buddha. Dan umat Buddha terbanyak ada dalam sangga Terawada, yaitu sekitar sekitar 11 ribu orang” tutur Bikkhu Karunaviro . ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar