Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

310711-minggu(senin)-launching novel minggu raya (Dm.di Cat.kaki.hal 1)

Photo: mahfuz

MGR Banjarbaru Memacu Sastra Melalui Penerbitan Buku

Kebersamaan dan saling mendukung menjadi modal untuk meningkatkan perkembangan sastra pada suatu kota.

SUASANA malam Minggu 30 Juli 2011 di Warung Seniman (WS) Kedai Kopi Nusantara, yang terletak disudut Minggu Raya seberang Lapangan Dr Murjani Banjarbaru, terlihat ramai dengan kehadiran tokoh-tokoh seni dan sastra, serta tokoh-tokoh era 70-an yang pernah mewarnai perjalanan dan perkembangan Minggu Raya hingga sekarang.
            Berkumpulnya tokoh-tokoh 70-an yang telah sukses dengan karier masing-masing, untuk melepas rentang waktu perpisahan, mengulang kisah kenakalan dan keceriaan masa remaja. Diantara tokoh-tokoh yang hadir pada malam itu antara lain Ogi Fajar Nuzuli, Dewa Pahuluan, Adi Yusfa, Tribuana, Fachruddin Nor Ifansyah, Arsyad Indradi, Hamami Adaby, Sirajul Huda, Ali Syamsudin Arsy, Abdurrahman El Husaini, HE Benyamine, dll.
            Bukan tanpa sebab hadirnya para tokoh tersebut, melainkan dalam rangka launching novel Rico Hasyim yang juga merupakan salah satu tokoh 70-an Minggu Raya. Pada waktu yang bersamaan, Ogi Fajar Nuzuli turut membagikan bukunya yang berjudul Melawan Dengan Budaya, begitu pula dengan Abdurrahman El Husaini yang membagikan kumpulan puisi bahasa Banjarnya yang berjudul Doa Banyu Mata.
            Mengenai novel yang dikarangnya, Rico Hasyim berkata “novel ini menceritakan pengalaman masa remaja kami di Banjarbaru pada 30 tahun yang lalu, ada 7 orang yang menjadi tokoh cerita, alur cerita 70 persen diangkat dari kisah nyata, sisanya adalah hiasan sebuah imajinasi.Minggu Raya menjadi kenangan kami, kenangan itulah yang saya tuangkan dalam novel yang berjudul Minggu Raya” ujarnya.
            Nico mengakui bahwa dorongan terbesar yang menyebabkan ia mengarang novel ini, adalah dari kawan-kawan sepermainan masa kecilnya, serta dari para sastrawan yang sering berkumpul dan berdiskusi di Warung Seniman Minggu Raya. “Namun novel ini tidak akan terwujud, apabila bukan karena peran serta MGR dengan penerbitan Minggu Raya Pres Banjarbaru” ungkapnya.
            Dilain pihak Dewa Pahuluan selaku Presiden MGR Banjarbaru, berkomentar “novel Rico Hasyim ini menceritakan kehidupan anak muda kota Banjarbaru pada masa penulisnya, bertutur tentang kesetiakawanan dan persaudaraan, keceriaan yang diwarnai dengan imajinasi dan kreativitas, yang ditulis secara ringan dan mengalir.
            Sementara itu, kebersamaan para penulis di Banjarbaru untuk saling mendukung dalam berkarya, itulah yang aku kagumi. Oleh karena itu, MGR akan selalu siap membantu para pelaku seni di Banjarbaru yang ingin membuat buku” pungkasnya. ara/mb02
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar