Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

301211-jumat(sabtu)-pelantikan kepsek di disdik kota bjm

Photo: mb/ara
PELANTIKAN – Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin melantik sejumlah Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah di lingkungan Kota Banjarmasin

Disdik Melantik 11 Kepsek

BANJARMASIN – Pelantikan hari ini adalah untuk mengisi kekosongan Kepala Sekolah (Kepsek), terutama SD. Setelah pelantikan ini, maka pada 2 Januari 2012 seluruhnya langsung melaksanakan tugas, tidak ada lagi sekolah yang tidak ada Kepseknya.
            Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Banjarmasin, Drs Muhammad Amin MT, kepada Mata Banua seusai melantik sejumlah Kepsek dan Pengawas Sekolah, pada Jumat (30/12) pagi, di Aula Disdik Kota Banjarmasin.
Dari 11 Kepsek yang dilantik yaitu SD ada 4 Kepsek, SMP ada 6 Kepsek, dan SMA ada 1 Kepsek.
Selanjutnya di tingkat SD ada 12 Kepsek yang di rolling/ bertukar tempat atau di mutasi, dan 12 orang yang menjadi PLT Kepsek. Untuk SMP ada 4 orang yang dipromosikan sebagai Kepsek, dan 4 Kepsek yang bertukar tempat. Selain itu diangkat pula 53 Pengawas Sekolah, dari tingkat TK hingga SMA.
            Menurunya, banyak kepala sekolah yang sudah pensiun dan Kota Banjarmasin kekurangan stok calon Kepsek, terutama dilingkungan Sekolah Dasar (SD). Sementara salah satu persyaratan agar bisa dilantik sebagai Kepsek, adalah telah mengikuti dan lulus dalam Diklat Calon Kepsek (DCK).
            Sehingga selama 2011 ini, kebanyakan kekosongan Kepsek di beberapa sekolah yang ada di Kota Banjarmasin, tugasnya hanya dilaksanakan oleh Pelaksana Tugas (PLT) Kepsek.
            Karena sudah ada beberapa PLT yang lulus DCK, dilaksanakanlah pelantikan. Sementara bebrapa PLT yang juga diangkat, diminta secepatnya mengikuti DCK agar bisa dilantik sebagai Kepsek Pada Dasarnya status PLT Kepsek sama dengan Kepsek, bedanya PLT tidak mendapat tunjangan Kepsek dan dilantik sebagai Kepsek.
“Dengan pelantikan ini, maka memasuki tahun ajaran 2012, sekolah siap menghadapi tantangan dunia pendidikan, siap menghadapi permasalahan-permasalahan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat yaitu orang tua dari siswa atau murid yang ada disekolah tersebut” ujar Kadisdik Kota Banjarmasin. ara/mb05

301211-Fogging Sembarangan

Photo: drg Hj Diah Ratnani Praswati

Fogging Tidak Bisa Sembarangan

BANJARMASIN – Fogging (pengasapan nyamuk) tidak bisa dilaksanakan sembarangan. Selain ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum fogging, juga ada aturan  dalam pelaksanaan foggingnya.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarmasin drg Hj Diah Ratnani Praswati, kepada Mata Banua di ruang kerjanya pada Jumat (14/12), sekitar pukul 11.00 WITA.
Penjelasan dari Kadinkes Kota Banjarmasin ini, terkait keluhan warga yang merasa tidak mendapatkan fogging di lingkungan RT nya. Menurut Kadinkes Kota Banjarmasin, tidak semua RT dikelurahan tertentu yang ada di Kota Banjarmasin mendapatkan fogging.
Apabila dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masing-masing Kelurahan/ RT sudah dianggap cukup, dan berhasil memberantas jentik nyamuk, maka tidak perlu dilakukan fogging.
Di sinilah peran dari kader-kader jumantik yang telah di bentuk Dinkes Kota Banjarmasin, dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya melaksanakan 3M (menguras bak air, menutup tempat air, dan mengubur barang-barang bekas).
Kemudian dalam mensurvey/ pemantauan jentik di wilayahnya masing-masing, dan melaporkannya ke puskesmas setempat setiap bulannya. Serta kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bersama warga.
Tahapan ini adalah kegiatan yang dilakukan sebelum masa penularan . Apabila sudah terjadi kasus Demam Berdarah (DBD), maka termasuk dalam fogging setelah masa penularan.
Pada sebuah kasus DBD yang ditemukan dalam suatu wilayah, Fogging yang dilakukan juga tidak secara menyeluruh. Namun hanya sekitar radius 100 sd 200 m disekitar tempat DBD positif tadi. Artinya 10 rumah dari rumah yang dinyatakan positif DBD. Karena memang sudah ada prosedur tetap secara nasional, mengikuti aturan dari kementrian kesehatan.
“Fogging adalah racun dan sangat berbahaya, jadi harus hati-hati dilakukan. Fogging yang sembarangan, akhirnya membuat nyamuk kebal atau malah meracuni masyarakat yang menghirup asapnya. Yang terpenting dalam mencegah DBD bukanlah foggingnya, tapi pemberantasan sarang nyamuknya” ujar Kadinkes Kota Banjarmasin.
Ia menghimbau agar masyarakat berhati-hati apabila ada pihak-pihak tertentu yang mengatas namakan Dinkes, dan menawarkan untuk melakukan fogging. Apalagi bila disertai dengan biaya.
Fogging yang dilakukan Dinkes adalah gratis dan sudah dibiayaai oleh pemerintah daerah. Petugas tidak diperkenankan menerima upah atau pembayaran sepeserpun dari masyarakat.
“Apabila ada pihak yang menawarkan fogging atau petugas yang meminta bayaran dari masyarakat, segera laporkan ke Puskesmas atau ke Dinkes” pungkasnya. ara/mb05

291211-kamis(jumat)-warga harapkan pos yandu lansia

Photo: mb/ara
SAKIT – Masruf salah satu warga Kelurahan Alalak Selatan yang hanya bisa terbaring sakit selama dua tahun dengan perut yang makin membesar

Warga Alalak Selatan Harapkan Ada Pos Yandu Lansia

BANJARMASIN – Bagi orang tua yang sudah berusia lanjut (lansia), melakukan pemeriksaan kesehatan atau berobat ke Puskesmas yang jaraknya cukup jauh, sangat memberatkan. Oleh karena itu warga Alalak Selatan mengharapakan adanya Pos Yandu Lansia.
            Hal ini diungkapkan Latifah (37) ketua RT 1, Kelurahan Alalak Selatan pada Selasa (27/12) sore, seusai kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan gratis bagi warga yang dilaksanakan oleh KAMMI Kalsel dan tim kesehatan dari STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.
            Menurut Latifah, ada banyak lansia di Alalak Selatan. Untuk RT 1, RT 2 dan RT 11 saja, lebih dari 100 lansia yang rata-rata berusia 70 tahun. “Pengobatan langsung di tengah masyarakat untuk lansia yang dilakukan Puskesmas, terakhir pada 2010. setelah itu tidak ada lagi. paling tidak di tiga RT kami yang saling berdekatan ini ada Pos Yandu Lansia” ujarnya.
            Banyak pula warga di Kelurahan Alalak Selatan, tidak mampu berobat ke Rumah Sakit (RS). Seperti yang terjadi dengan Masruf (50), sekarang hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur. Sakit yang di deritanya selama dua tahun ini. Dari hari ke hari tubuhnya kian kurus dan keadaan perut Masruf kian membesar
Keluarganya pernah membawanya RSUD Ulin Banjarmasin, dan di diagnosis mengalami gangguan pencernaan, sehingga terjadi penumpukan cairan di dalam perut. Pada 04 November 2011, terpaksa keluar RS karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan berobat. ara/mb05

291211-kamis(jumat)-Ajukan Program Pelatihan Keterampilan Anak Asuh Panti

Ajukan Program Pelatihan Keterampilan Anak Asuh Panti

BANJARMASIN – Pelatihan keterampilan merupakan sesuatu yang penting bagi bekal kemandirian anak-anak Panti Asuhan (PA). Tapi bagi sebagian PA, biaya pendidikan/sekolah dan biaya hidup anak-anak panti saja sudah cukup berat. Dalam hal ini, keberadaan Forum Panti se Kota Banjarmasin (FPKB), cukup membantu mencari solusi permasalahan yang ada.
            Menurut Ketua FPKB, M Zaini SPd beberapa waktu yang lalu kepada Mata Banua. Program pelatihan bagi anak asuh panti, menjadi salah satu program yang akan di usulkan kembali di 2012 oleh forum ke Dinas Sosial (Dinsos) kota Banjarmasin.
            Beberapa program lainnya antara lain yaitu mengusulkan bantuan kebutuhan dasar, bantuan berupa sarana dan prasarana, dan mengadakan studi banding dengan panti yang dianggap lebih baik.
            Selain itu ada pula usulan bantuan rehab secara rutin untuk pemeliharaan panti.
Seperti kerusakan rehab kerusakan ringan, dan diproriataskan kepada panti yang lebih membutuhkan.
Serta mengadakan kembali lomba-lomba untuk anak-anak panti. Terakhir kegiatan lomba untuk anak panti yang diadakan oleh Kesra Pemko Banjarmasin, pada 2007 dan 2008. Beberapa lomba untuk anak panti selanjutnya, hanya atas prakarsa dari forum agar silaturahmi panti tertap terjaga dan untuk meningkatkan semangat anak-anak panti.
            Pada 2007, melalui Dinsos pula FPKB pernah bekerja sama dengan panti milik Dinsos Prov Kalsel yaitu PSAA Budi Mulia dan PSBR di Landasan Ulin, Banjarbaru. Kerjasama pelatihan elektronik dan pertukangan, yang diperuntukkan bagi anak panti yang sudah purna asuh.
Hingga 2009, pelatihan seperti ini tidak dilaksanakan/ dilanjutkan lagi. Pada 2011, program yang diberikan Dinsos hanya pelatihan untuk pengasuh panti, yang sebatas pembuatan pelaporan dan bimbingan motivasi.  FPKB berharap ada kemitraan, baik dari perusahaan, atau pemerintah dalam mengadakan pelatihan keterampilan untuk anak panti.
            “Pelatihan keterampilan untuk anak asuh memang menjadi salah satu keluhan dari panti. Kami berharap pula Pemko ada menganggarkan semacam kegiatan pelatihan untuk anak panti. Ini sangat bermanfaat bagi anak-anak setelah purna asuh, dan menjadi bekal untuk mandiri” ujar Zaini. ara/mb05

281211-rabu(kamis)-Forum panti Bjm pertanyakan standarisasi

Forum Pertanyakan Standarisasi Panti

BANJARMASIN – Standarisasi panti yang mendapat bantuan pemerintah melalui Dinas Sosial (Dinsos) provinsi, Dinsos kota dan Kesra Pemko Banjarmasin, adalah telah berdiri/ beroperasi minimal dua tahun, mempunyai akta notaris, mempunyai akses kekayaan panti, dan tidak terletak di jalur yang dilarang pemerintah atau tidak dijalur hijau.
            Hal ini diungkapkan oleh Ketua Forum Panti se Kota Banjarmasin (FPKB), M Zaini SPd beberapa waktu yang lalu kepada Mata Banua. Menurutnya persyaratan dua tahun berdiri adalah dari Dinsos prov.
Selain standarisasi tersebut masih ada peraturan lain yang akan diberlakukan, yaitu uji kompetensi panti. “Stadarisasi lain, dapat kami terima, tapi peraturan uji kompetensi inilah yang kami pertanyakan?” kata Zaini.
            Ada 20 Panti Asuhan (PA) yang tergabung dalam FPKB, dari 20 panti yang masih belum mendapat bantuan yaitu PA Al Mu’awanah. Realisasi bantuan untuk PA Al Mu’awanah pada 2012. Sementara PA Al Hidayah dan PA Al Asri dianggap Depsos masih belum memenuhi standarisasi persyaratan yang ditentukan, dan belum bergabung dengan forum.
            FPKB mengadakan pertemuan satu bulan sekali. Forum menjadi tempat untuk silaturahmi dan saling bertukar informasi antar panti. Baik mengenai kepengasuhan, kelembagaan dll, sehingga antara satu panti dengan lainnya saling berbagi pengalaman. Serta mengarahkan kepada dermawan untuk memberi bantuan kepada panti yang lebih membutuhkan.
            Forum pernah melaksanakan pengasuhan anak secara bergantian antar panti. Apabila salah satu panti sudah tidak bisa mengasuh/ membina anak asuhnya yang nakal, maka akan dipindah kepanti lain.
Rupanya cara seperti ini mendatangkan efek negatif bagi panti lain, sebab si anak membanding-bandingkan antara satu panti dengan panti lainnya (menjelek-jelekkan panti lain). Sehingga pengasuhan model ini tidak dilakukan lagi, apabila si anak memang sudah tidak bisa di bina lagi oleh suatu panti, akan langsung dipulangkan ke keluarganya.
            Bantuan dari Kesra kota Banjarmasin berupa bantuan dana, sebesar Rp 3500 per anak per hari yang diserahkan tiga bulan sekali, langsung kepada ketua panti. Bantuan ini diperuntukkan untuk bantuan biaya makan dan tambahan gizi  Sedangkan bantuan berupa barang dari Dinsos kota Banjarmasin.
Untuk bantuan dari kementrian sosial melalui Dinsos prov juga dalam bentuk dana sebesar Rp 3000 per anak per hari yang di transfer langsung ke rekening masing-masing panti, satu tahun sekali. Bantuan ini diperuntukkan untuk tambahan biaya pendidikan, kebutuhan dasar (tambahan gizi), dan kesehatan.
“Kalau ditotal bantuan dari pemerintah ada Rp 6500 per anak per hari, idealnya bagi satu orang anak adalah Rp 17500 per hari. Paling besar biaya pendidikan, belum lagi ditambah dengan operasional panti, seperti telepon, PLN dll” ujarnya.
FPKB menilai kontribusi Dinsos selama ini kepada panti di kota Banjarmasin yang tergabung dalam forum, sudah lebih baik. Walau ia berharap untuk lebih baik lagi. ara/mb05


281211-Fogging Setelah Ada Korban

Photo: mb/ara
PENGASAPAN – Pelaksanaan pengasapan nyamuk, dilaksanakan tidak merata di seluruh RT yang ada di kota Banjarmasin

Setelah Ada Korban Baru di Lakukan Fogging

BANJARMASIN – Ketua RT 1, Kelurahan Alalak Selatan mendatangi Puskesmas untuk menanyakan, mengapa dilingkungannya tidak dilakukan fogging (pengasapan nyamuk). Tapi jawaban dari Puskesmas, yaitu setelah ada laporan pasien/korban Demam Berdarah (DBD) sebanyak tiga orang baru dilakukan fogging.
            Hal ini disampaikan oleh Latifah Ketua RT 1, Kelurahan Alalak Selatan dengan Mata Banua pada Selasa (28/12) sore. “Sudah tiga tahun terakhir di daerah kami tidak ada fogging. Seharusnya sebelum ada korban DBD, dilakukan penyemprotan lebih dulu” ujarnya.
Beberapa waktu yang lalu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin drg Hj Diah Ratnani Praswati, via SMS mengatakan bahwa fogging yang dilakukan puskesmas adalah rangkaian dari fogging sebelum masa penularan (SMP).
Fogging dilaksanakan dari awal November sd Desember 2011, di seluruh kelurahan oleh petugas puskesmas di wilayahnya masing-masing. Tujuan fogging adalah untuk memberantas nyamuk-nyamuk dewasa.
Fogging adalah rangkaian program pemberantasan DBD dan pengasapan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Banjarmasin. Sebuah program yang telah dicanangkan Walikota Banjarmasin,  H Muhidin di puskesmas Alalak Selatan.
            Dari pantauan yang dilakukan Mata Banua, ternyata fogging tidak dilakukan secara merata di tiap RT yang ada di kota Banjarmasin. Bukan hanya warga RT 1 Kelurahan Alalak Selatan yang mengeluhkannya. Beberapa warga di kelurahan lain turut pula mempertanyakan pemerataan pelaksanaan fogging.
Antara lain, Asniah warga RT 39 Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur, mengatakan bahwa beberapa RT di sekitar Kelurahan Kebun Bunga mendapatkan fogging pada Rabu (14/12) siang. Tapi di RT nya tidak ada fogging, padahal daerah yang mempunyai banyak semak-semak dan rawa-rawa terbuka ada di situ.
Kemudian, Sidik Ketua RT 56 Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara, juga mengatakan daerahnya tidak mendapatkan fogging.
Berdasarkan keluhan warga, sudah dilakukan usaha untuk meminta tanggapan langsung dengan Kadinkes Kota Banjarmasin, tapi belum ada jawaban. ara/mb05
           

271211-selasa(rabu)-pelayanan kesehatan gratis dari KAMMI bagi warga alalak selatan

Photo: mb/ara
KESEHATAN – Penyuluhan dan pelayanan kesehatan gratis bagi warga Kelurahan Alalak Selatan yang dilaksanakan KAMMI Kalsel dan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin

Kurangnya Penyuluhan Kesehatan Bagi Warga

BANJARMASIN – Pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat pinggiran kota sangat rendah. Pola hidup sehat yang paling mudah seperti bersikat gigi dan cuci tangan saja, masih belum menjadi kebiasaan.
Situasi ini merupakan bukti kurangnya sosialisasi dan penyuluhan kesehatan dari Dinas Kesehatan melalui Puskesmasnya masing-masing, langsung di tengah masyarakat. Seharusnya penyuluhan kesehatan bagi masyarakat, rutin dilaksanakan minimal satu bulan sekali.
Hal ini diungkapkan Nita, salah satu tim kesehatan dari STIKES Muhammadiyah Banjarmasin, seusai melakukan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga Kelurahan Alalak Selatan, bertempat di Masjid Nurul Ibadah, RT 1, pada Selasa (27/12) dimulai dari pukul 14.00 Wita hingga sore hari.
Ketua Kemuslimahan KAMMI Komisariat Banjarmasin, Nur Laily Anggraini menjelaskan. Pelayanan kesehatan gratis untuk warga Alalak Selatan, adalah rangkaian kegiatan dari aksi peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan KAMMI Kalsel, bekerjasama dengan tim kesehatan dari STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.
Anak yang berbakti kepada orang tua, daerah dan negaranya tidak akan lahir dari kehidupan yang tidak sehat, melainkan dari kehidupan yang sehat. Walaupun pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Banjarmasin, tapi belum sepenuhnya menjangkau desa-desa terpencil.
M Arsyad, kepala departemen sosial masyarakat KAMMI Kalsel, menambahkan bahwa rencana awalnya ada empat kegiatan dalam pelayanan kesehatan gratis untuk warga Alalak Selatan. Kegiatan tersebut yaitu penyuluhan kesehatan, konsultasi kesehatan, tensi darah dan pengobatan gratis.
Tapi untuk pengobatan gratis hari ini (Selasa) tidak bisa dilaksanakan, akan dilanjutkan dalam kegiatan berikutnya. Antusias warga sangat besar, lebih dari 25 orang ibu-ibu menghadiri kegiatan, begitu pula dengan anak-anak. “Kami sudah mencari dokter yang bersedia membantu kegiatan hari ini, tapi tidak ada satupun yang dapat diajak kerjasama, mungkin karena jadwal mereka sangat padat” katanya.
Menurut Latifah (37), ketua RT 1, Kelurahan Alalak Selatan, ia dan warga sekitar sangat berterima dengan adanya kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan KAMMI Kalsel dan tim kesehatan dari STIKES Muhammadiyah.
“Kegiatan seperti jarang ada di sini, inilah yang dibutuhkan warga. Untuk pergi ke Puskesmas jaraknya cukup jauh, bagi orang tua dan ibu-ibu yang lanjut usia itu sangat berat. Sehingga yang dibutuhkan masyarakt adalah penyuluhan dan pelayanan kesehatan langsung ke masyarakat” ujarnya. ara/mb05

261211-senin(selasa)-pelantikan presma Unlam

Photo: mb/ara
PELANTIKAN - Muhammad Pazri dan Masbukhin dilantik sebagai Presma dan Wapresma Unlam periode 2012

PAMA Memenangkan Pesta Demokrasi Mahasiswa Unlam

BANJARMASIN – Pesta demokrasi mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (Unlan), dimenangkan oleh Muhammad Pazri (Fakultas Hukum) bersama Masbukhin (Fakultas Teknik) dari Partai Aspirasi Mahasiswa (Pama).
Keduanya dilantik sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Unlam periode 2012 oleh Pembantu Rektor (Purek) III Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi, bertempat di lantai satu Aula Rektorat Unlam Banjarmasin, pada Sabtu (24/12) sekitar pukul 11.00 WITA.
M Pazri dan Masbukin dari Pama memperoleh 1230 suara, yaitu 62 persen dari mahasiswa yang mengikuti Pemilu Raya Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (PRMU).
Sedangkan Sayed Ahmad Sofyan (Fakultas Metematika Ilmu Pengetahuan Alam) bersama Agusnadi (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dari Partai Suara Hati Mahasiswa (Saham), hanya mendapat 510 suara, yaitu 26 persen dari mahasiswa yang mengikuti PRMU.
Surat suara yang tidak sah ada 223 suara yaitu 11 persen, dan Abstain ada 13 suara yaitu 1 persen, dari total keseluruhan mahasiswa yang mengikuti PRMU ada 1976 suara.
Seusai pelantikan, Purek III Unlam menjelaskan dengan Mata Banua. Bahwa apa yang semua terjadi ini adalah pembelajaran bagi mahasiswa Unlam. Menjalankan demokrasi itu tidaklah mudah. Mengkritik itu gampang, tapi melaksanakannya! Inilah yang paling berat.
Purek III hanya perantara dan memberikan nasehat, tidak akan berpihak pada satupun kelompok yang berpolemik. Masalah yang terjadi pada mahasiswa, maka mahasiswa itu sendiri yang belajar menyelesaikannya.
“Alhamdulillah akhirnya PRMU selesai dilaksanakan, selanjutnya Rektorat akan terus memantau kinerja Presma dan Wapresma selama satu tahun kedepan” ujarnya.
Selama kurang lebih tiga bulan Pemilu Raya Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (PRMU), mengalami polemik berkepanjangan. Dimulai dari insiden boikot PRMU oleh mahasiswa oposisi yaitu Mahasiswa Unlam Menggugat (MUM), pada 6 Oktober 2011.
            Beragam alasan penyebab aksi boikot, bermacam pendapat yang melatar belakangi konflik, diungkapkan oleh kedua pihak yang pro dan kontra. Mundurnya Rachmad Suryadi Ketua KPU yang lama, karena mendapat teror secara mental.
Serta beberapa kali usaha mediasi yang gagal dilakukan. Hingga dipilihnya ketua KPU yang baru dibawa kepemimpinan Busairi dari Fisip Unlam, yang juga salah satu motor penggerak MUM. Namun dalam perjalanannya, Ketua KPU yang baru tidak bisa pula menepati jadwal kinerja PRMU lanjutan di Unlam Banjarmasin, yang seharusnya dilaksankan pada 28 November 2011.
Melihat situasi yang semakin berlarut-larut, Kandidat Calon Presiden (KCP) dari Partai Aspirasi Mahasiswa (Pama) yaitu M Pazri, dan Kandidat Calon Wakil Presiden (KCWP) dari Partai Suara Hati Mahasiswa (Saham) yaitu Agusnadi, dan salah satu anggota KPU yang lama, diwakili oleh Hadi Sukrosono, pada Senin (12/12) siang, berinisiatif menemui Purek III Unlam, untuk meminta kejelasan PRMU lanjutan dan ketegasan Rektorat
Kamis (15/12) sekitar pukul 15.00 Wita, para mahasiswa yang terkait dengan PRMU dikumpulkan di ruang kerja Purek III. Dari pertemuan ini berhasil diambil kesepakatan bersama bahwa PRMU lanjutan dilaksankan dari 16 sd 24 Desember 2011. Dengan sebuah ultimatum, bahwa KPU yang baru bagaimanapun caranya harus menuntaskan PRMU lanjutan, tanpa ada alasan apapun untuk menundanya lagi. ara/mb05
           

261211-senin(selasa)-latar belakang buku sastra TB

Photo: Buku sejarah sastra Kalsel yang diterbitkan TB Kalsel

Harta Karun Perkembangan Sastra Kalsel

BANJARMASIN – Sastra Indonesia modern di Kalsel identik dengan sastra koran/majalah yaitu karya sastra yang dipublikasikan di koran/majalah, dan sastra buku yaitu karya sastra yang dipublikasikan dalam bentuk buku.
            Hal ini diungkapkan oleh kepala Taman Budaya (TB) Kalsel Drs Noor Hidayat Sultan, beberapa waktu yang lalu dengan Mata Banua, mengenai buku perkembangan sastra yang diterbitkan TB pada awal Desember 2011. Buku ini berjudul Sastra Indonesia Modern Di Kalimantan Selatan Sebelum Perang (1930-1945).
            Menurut Noor Hidayat, karena sejarah kesusastraan Indonesia modern di Kalsel identik dengan sastra koran/majalah dasn buku, maka yang harus dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan lagi koran/majalah tempo dulu. Tapi terbatas pada koran/majalah yang hanya mempunyai rubrik sastra, sebab tidak semua koran/majalah mempunyainya.
            Tidak mudah menggali dan mengumpulkan lagi data sastra sebelum perang. Sebab buku-buku sastra koleksi perorangan, koleksi instansi/lembaga dokumentasi dan perpustakaan ini, tersebar di dalam daerah maupun diluar Kalsel. Data ini adalah harta karun perkembangan sastra Kalsel, dan ini adalah pekerjaan besar.
            “Amat disayangkan apabila tidak ada pihak yang melakukannya, sekurang-kurangnya dalam bentuk sederhana. Oleh karena itu penggalian ini penting” katanya.
            Awalnya penggalian sejarah sastra Kalsel, direncanakan meliputi kurun waktu 1890 sd 1945. namun, minimnya data dan dokumentasi karya sastra Indonesia di Kalsel akhir abad XIX, membuat penggalian akhirnya difokuskan pada bahan-bahan yang dapat ditemukan, terbatas pada awal abad XX.
            Minimnya data sastra Indonesia modern di Kalsel sebelum abad XX, karena saat itu belum ada media cetak di Kalsel. Serta kemampuan membaca dan menulis aksara latin yang rendah. Lebih dominant saat itu pada sastra lisan (madihin, basyair, lamut dan pantun) yang dikenal masyarakat. Maka, penggalian lebih difokuskan pada jenis karya sastra (berbahasa Melayu – Indonesia) modern, yang diciptakan/dipublikasikan dalam kurun waktu 1930 sd 1945.
            “Dengan keterbatasan dana, saat ini hanya bisa dicetak 500 eksemplar. Bukunya tidak dikomersilkan, tapi dibagikan untuk sekolah, kampus, perpustakaan di Kalsel, maupun perpustakaan nasional. Siapa yang memerlukan dan bukunya masih tersedia akan kami berikan” pungkanya. ara/mb05

231211-jumat(sabtu)-TB terbitkan buku sastra

Photo: Buku sejarah sastra Kalsel yang diterbitkan TB Kalsel

TB Kalsel Terbitkan Buku Sejarah Sastra Kalsel

BANJARMASIN – Banyak kumpulan-kumpulan tulisan dan data-data sejarah seni budaya Kalsel, khususnya sastra yang tercecer dan tersebar dimana-mana. Akan sangat disayangkan, apabila data-data ini hilang begitu saja. Maka harus dikumpulkan dalam satu buku, sehinga memudahkan untuk mempelajarinya.
            Hal ini diungkapkan oleh kepala Taman Budaya (TB) Kalsel Drs Noor Hidayat Sultan, beberapa waktu yang lalu dengan Mata Banua.
            Salah satu pungsi dari TB adalah dokumentasi perkembangan seni budaya darah. Dan pembuatan buku sejarah sastra Kalsel adalah program TB Kalsel untuk 2011. Buku ini berjudul Sastra Indonesia Modern Di Kalimantan Selatan Sebelum Perang (1930-1945). Mempunyai cover sampul berwarna coklat, dengan ketebalan 172 halaman.
            Daftar isi buku antara lain, Bab pertama menceritakan tentang latar belakang, rumusan, tujuan dan manfaat penggalian data sejarah sastra Kalsel. Bab ke dua berisi karya sastra dan sastrawan Kalsel zaman Belanda. Bab ke tiga berisi karya sastra dan sastrawan Kalsel zaman Jepang. Dan Bab ke empat mengenai sejumlah nama dan karya sastrawan Kalsel.
            “Penggalian datanya dimulai dari bulan Juni 2011 Berisi kontribusi sastra di Kalsel, dan baru selesai di bukukan bulan Desember ini. Isinya mengenai tulisan-tulisan yang tercecer di mana-mana, baik di media cetak, catatan-catatan, makalah dll. Dengan keterbatasan dana, saat ini hanya bisa dicetak 500 eksemplar. Bukunya tidak dikomersilkan, tapi dibagikan untuk sekolah, kampus, perpustakaan di Kalsel, maupun perpustakaan nasional” ujar Noor Hidayat Sultan.
            Ia mengakui, kalau buku sejarah sastra yang diterbitkan TB Kalsel ini masih banyak kekurangan. Karena mungkin saja masih banyak data dan catatan sejarah sastra yang tidak tergali TB Kalsel.
Maka ia berharap agar masyarakat menginformasikan kekurangannya setelah membanding dengan yang telah dibukukan. Sehingga untuk selanjutnya bisa lebih disempurnakan lagi.
“Dengan waktu yang relatif singkat, memang masih jauh dari sempurna. Apabila ada sumber lain yang dapat melengkapi, kami sangat bersyukur dan itulah yang kami harapakan. Siapa yang memerlukan dan bukunya masih tersedia akan kami berikan” pungkanya. ara/mb05


231211-jumat(sabtu)-aksi KAMMI peringati hari ibu

Photo: mb/ara
AKSI – Ditengah guyuran hujan pada Jumat sore, KAMMI tetap melakukan aksi peringatan Hari Ibu dengan membagikan selebaran di depan Unlam Banjarmasin

Hari Ibu Tidak Cukup Hanya Diperingati

BANJARMASIN – Dari pajar hingga sore hari, ditengah terik mentari maupun hujan, kasih ibu kepada anaknya tidak akan pernah tergantikan dan terhalangi.
Ibu dan anak merupakan cikal bakal bangsa. Anak yang berbakti kepada orang tua dan negaranya, tidak terlepas dari peran seorang ibu. Peran dan jasa seorang ibu tidak cukup hanya dihormati dan diperingati saja, masih banyak persoalan ibu-ibu yang harus terus disuarakan dan diperjuangkan.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Kemuslimahan KAMMI Komisariat Banjarmasin, Nur Laily Anggraini pada Jumat (23/12) pagi dengan Mata Banua.
            Sebelumnya, hujan yang mengguyur kota Banjarmasin dari Kamis (22/12) siang hingga sore, tidak menyurutkan langkah para aktivis KAMMI komisariat Banjarmasin dan Banjarbaru, untuk melakukan aksi peringatan Hari Ibu di depan kampus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, dengan membagi-bagikan selebaran.
             Menurut Nur Laily, masih banyaknya permasalahan untuk ibu dan anak yang belum tuntas. Baik permasalahan perlindungan hukum bagi ibu-ibu yang bekerja di luar negeri, untuk menghidupi keluarganaya. Masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Masalah kesehatan ibu dana anak dll.
Anak yang berbakti kepada orang tua dan negaranya tidak akan lahir dari kehidupan yang tidak sehat, melainkan dari kehidupan yang sehat. Walaupun pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Banjarmasin, tapi belum sepenuhnya menjangkau desa-desa terpencil. Kesenjangan kesejahteraan dan pelayanan sosial antara desa dan kota, masih terlihat dengan jelas.
Desa dan ibu-ibu di desa mempunyai peran penting untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Apakah masyarakat kota yang menghasilkan padi dan sayur-sayuran? Tentu tidak, di desalah tempatnya.
Kota dengan gemerlapnya apakah itu di Banjarmasin, ataupun kota lainnya juga menyimpan kegetiran kehidupan. Di antara sudut-sudut kota yang sering luput dari perhatian, bagaimana nasib ibu-ibu dan anak-anak, tergambar kemiskinan dan kesehatan yang buruk.
Sedangkan untuk KDRT sendiri, kasus yang terbongkar di Banjarmasin sangat sedikit. Mungkin karena korban malu untuk melaporkannya, padahal sekarang sudah ada badan pelayanan untuk ibu dan anak, seperti yang berada di Belitung. Lalu mengapa masyarakat tidak bertindak untuk melaporkannya? “Masalahnya sekarang adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintah daerah mengenai badan pelayanan tersebut” ujar Laily.
Rangkaian aksi dari komisariat KAMMI Banjarmasin, akan terus berlanjut dengan mengadakan pelayanan kesehatan gratis untuk warga Alalak Selatan. Dan untuk komisariat Banjarbaru akan melakukan kunjungan dan pelayanan ke Panti Sosial yang ada di Landasan Ulin. ara/mb05

221211-kamis(jumat)-mamanda tubau posko la bastari

Photo: mb/ara
MAMANDA – Kisah kerajaan dalam Mamanda Tubau yang dipentaskan oleh Posko La Bastari pada Festival Kesenian Daerah Banjar 2011 di Taman Budaya Kalsel

Mamanda Tubau Posko La Bastari Kandangan

BANJARMASIN – Teater tradisional Banjar dikenal dengan nama Mamanda, yang dalam perkembangannya terdapat tiga jenis mamanda. Pertama Mamanda Pariuk, kedua Mamanda Tubau, dan ketiga Mamanda Dinas.
Dari ketiga mamanda ini terdapat perbedaan dalam penampilan. Mamanda yang  masih menggunakan penampilan tradisional ada pada Mamanda Periuk dan Mamanda Tubau. Sedangkan Mamanda Dinas yang diperkenalkan oleh Sirajul Huda, lebih bernuansa modern.
            Pemerhati budaya Banjar, Drs Mukhlis Maman, menjelaskan perbedaan antara Mamanda Periuk dan Mamanda Tubau. Mamanda Periuk penyebarannya di daerah sungai, irama lagu pengiring meliuk-liuk, narasi dengan cerita hikayat dan syair, kemudian struktur pertunjukan menggunakan ladon (mengemukakan kisah yang akan dipertunjukkan).
Sementara Mamanda Tubau, menyebar di daerah daratan, irama lagu pengiring pendek dan menanjak, kemudian narasi dengan carang kanda (cerita karangan sutradara yang berhubungan dengan situasi kerajaan tertentu), dan struktur pertunjukan menggunakan kata sambutan dari pemimpin.
“Dapat disimpulkan bahwa perbedaan situasi daerah penyebaran mempengaruhi jenis Mamanda. Oleh karena itu Mamanda Periuk disebut juga Mamanda Batang Banyu atau Mamanda Margasari. Sedang Mamanda Tubau terletak di kampung Tubau, Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah” ujar Mukhlis pada Rabu (21/12) sore.
            Beberapa waktu yang lalu, Posko La Bastari (PLB) dari Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan menampilkan pagelaran Mamanda Tubau, yang berjudul Maniskah Empedu Karena Air Mata,.di Gedung Balairung Sari Taman Budaya Kalsel.dalam Festival Kesenian Daerah Banjar (FKDB) 2011, pada Selasa (13/12) malam.
            Mamanda Tubau yang dibawakan PLB ini menceritakan tentang seorang pemuda yang baik, tetapi setelah menikahi seorang putri dan mendapat tahta di sebuah kerajaan, akhirnya lupa dengan sanak keluarganya. Perangai si pemuda menjadi sombong dan angkuh. Lalu menjadi durhaka dengan orang tua dan saudara kandungnya sendiri.
            Menurut Bahrani, pembina PLB yang telah 60 tahun menggeluti Mamanda semenjak umur 12 tahun. Bahwa Mamanda Periuk hanya menokohkan tari dan nyanyi, sedang Mamanda Tubau menokohkan seperangkat kerajaan dan cerita. Mamanda Tubau lebih dulu muncul sekitar 1930, setelah 40 tahun barulah Mamanda Periuk timbul dan berkembang.
            Mengenai pagelaran PLB dalam FKDB 2011, Bahrani sangat bersyukur, sebab Gubernur Kalsel Drs H Rudy Ariffin, turut menyaksikan hingga akhir pementasan. ara/mb05

221211-kamis(jumat)-mamanda periuk orang sungai

Mamanda Periuk, Mamanda Masyarakat Sungai

BANJARMASIN – Mamanda Pariuk di kenal luas di Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah dan Tabalong. Daerah-daerah ini adalah wilayah kediaman orang Banjar Hulu yang berada di pinggitan sungai.
            Menurut Drs Mukhlis Maman, Mamanda Periuk di daerah ini, biasanya dipagelarkan pada pesta perkawinan, pesta panen dan untuk membayar nazar (nadir). Khusus mamanda yang dipagelarkan untuk nazar, disajikan cerita-cerita dalam kisah Abdul Muluk, seperti cerita Ibrahim bin Hasan.
Teater mamanda di daerah Hulu Sungai, masih pula mengawali pertenjukannya dengan upacara-upacara yang dianggap sakral. Dan ada pula beberapa pantangan yang bila dilanggar akan mempengaruhi kehidupan si pelanggar. Baik secara individu, kelompok seniman, atau warga desa.
Misalnya tidak boleh mengadakan pertunjukan di bulan Syawal dan Sapar, karena dianggap bulan yang panas atau bulan na’as. Atau mengadakan pertunjukan pada malam dan siang Jumat, karena pada hari itu adalah saat orang melakukan tadarus Al Qu;an.
Ada pula pantangan yang sangat dijaga ketat oleh para pelaku teater mamanda, yaitu pamali menyindir raja. Para seniman harus menjaga diri untuk tidak mengucapkan lirik-lirik lagu yang menyindir raja, karena akan merusak keharmonisan anggota perkumpulan.
            Dari bentuk penyelenggara mamanda, ada dua istilah yang digunakan yaitu batapak dan pahadring. Batapak dilakukan oleh suatu komunitas atau desa, sedang pahadring dilakukan secara individual.
Pementasan secara batapak dan pahadring, tempat pagelaran diberi pagar. Sehingga orang yang ingin menonton (apabila ingin masuk), harus membayar. Bedanya, keuntungan (uang) yang dihasilkan dari pementasan secara batapak adalah untuk orang banyak, seperti membuat jalan desa atau membangun masjid. Sementara mahadring, keuntungannya hanya untuk kepentingan si penyelenggara sendiri (individual).
            Pertunjukan pada masa itu tidak menggunakan panggung, hanya diatas tanah. Dan kadang-kadang menggunakan atap (serubung/ serobong) yang dihiasi janur. Kemudian disekelilingnya diletakkan kursi untuk penonton.
Bagian belakang serubung diberi pintu tempat pemain keluar masuk arena pertunjukan. Di bagian muka arena diletakkan sebuah meja dengan kursi di bagian kiri-kanannya. Meja berfungsi sebagai tempat persidangan, sedang kursi yang di sebelah kanan disiapkan untuk mangkubumi, dan yang disebelah kiri untuk wajir. Dibagian belakang atau disamping serubung dibangun balai lawang sari, yang berfungsi sebagai tempat berganti pakaian pemain.
Unsur lagu pada teater Mamanda Periuk berasal dari syair Arab, dengan irama lagu berkelok-kelok seperti batang banyu (sungai yang mengalir), dan temponya terdengar lebih panjang dari pada lagu teater Mamanda Tubau.
Cerita yang digelar dalam teater Mamanda Pariuk, seperti hikayat Si Miskin, hikayat Marakarna, hikayat Cindera Hasan dalam cerita 1001 malam. “Yang patut pula diketahui dalam pementasan Mamanda Priuk di masa itu, adalah kuatnya tradisi masyarakat. Yaitu penonton wanita dan pria duduknya terpisah, saling berhadapan tapi dibatasi oleh tempat pertunjukan” ujar Mukhlis, pada Rabu (21/12) sore. ara/mb05

211211-rabu(kamis)-tari gintur dayak

Photo: mb/ara
MANIFESTASI - Tarian Gintur manifestasi rasa syukur dari suku Dayak Ma’anyan yang ditampilkan dalam Festival Kesenian Daerah Banjar 2011 di Taman Budaya Kalsel

Ungkapan Syukur Dayak Ma’anyan

BANJARMASIN – Setiap suku Dayak mempunyai cara-cara sendiri dalam mengungkapkan rasa syukur, begitu pula dengan suku Dayak Maanyan.
Musim buah yang berlimpah dan hasil panen yang bagus adalah sebuah anugerah dari sang pencipta. Untuk itu sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa hormat kepada alam, suku Dayak Maanyan mengungkapkannya dalam bentuk tarian yang diberi nama Tari Gintur.
            Bagaimana bentuk tarian Gintur, sanggar Bamelum dan sanggar Langit telah menampilkannya dalam Festival Kesenian Daerah Banjar (FKDB) 2011, beberapa waktu yang lalu di Gedung Balairung Sari Taman Budaya (TB) Kalsel. Di tengah tarian yang dipersembahkan, para penari membagikan buah-buahan dan madu hasil dari alam kepada tamu-tamu kehormatan yang menyaksikan pagelaran.
            Seusai pagelaran Lilis Marta Diana, koordinator tari Gintur dari Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabalong, mengatakan bahwa tarian Gitur tidak hanya diikuti oleh para tetua adat, tetapi juga oleh para muda remaja yang bergembira ria penuh suka cita.
            Sementara Arpani, ketua sanggar Bamelum menjelaskan kalau suku Dayak Maanyan merupakan salah satu dari bagian subsuku Dayak. Juga merupakan salah satu dari suku-suku Dusun (Kelompok Barito bagian Timur) sehingga disebut juga Dusun Maanyan.
Suku-suku Dusun termasuk golongan rumpun Ot Danum, salah satu rumpun suku Dayak sehingga disebut juga Dayak Maanyan. Suku Maanyan mendiami bagian timur Kalteng terutama di kabupaten Barito Timur ,dan sebagian kabupaten Barito Selatan yang disebut Maanyan I.
Suku Maanyan juga mendiami bagian utara Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Tabalong yang disebut Dayak Warukin. Dayak Balangan (Dusun Balangan) yang terdapat di Kabupaten Balangan dan Dayak Samihim yang terdapat di Kabupaten Kotabaru juga digolongkan ke dalam suku Maanyan. Suku Maanyan di Kalsel dikelompokkan sebagai Maanyan II.
            Pada dasarnya Dayak Ma`anyan terbagi dalam 8 suku sedatuk, yaitu Maanyan Paju Epat (murni), Maanyan Dayu, Maanyan Paju Sapuluh (ada pengaruh Banjar), Maanyan Benua Lima/Paju Lima (ada pengaruh Banjar), Maanyan Tanta (ada pengaruh Banjar), Dayak Balangan (Kalsel), Dayak Warukin (Kalsel), dan Dayak Samihin (Kalsel).
Warukin merupakan satu-satunya desa yang semua penduduknya murni Dayak Maanyan. “Pada awalnya Dayak Maanyan diam di Amuntai yaitu di Candi Agung. Kemudian mundur ke banua lawas. Selanjutnya mundur kembali ke arah Tamiang Layang, lalu menyeberang sungai Tabalong hingga sampai di Warukin” katanya.
Menurut Arpani, tari Gintur yang ditampilkan dalam FKDB 2011 bukanlah tarian adat yang sakral. Sehingga boleh ada inovasi atau dikreasikan. “Beberapa bagian gerakan tari Gintur dan musiknya sudah ada modifikasi, sehingga nadanya sudah ada yang baru. Tapi beginilah bentuk manifestasi dari rasa syukur kami kepada sang pencipta” ujarnya. ara/mb05


211211-rabu(kamis)-penyerahan bantuan kepada panti dari kesra kota

Photo: mb/ara
BANTUAN – Penyerahan bantuan dana dari Kesra Pemko Banjarmasin untuk Panti Asuhan

Bantuan Terakhir Kesra Kota Banjarmasin Untuk Panti

BANJARMASIN – 19 Panti Asuhan (PA) yang tergabung dalam Forum Panti se-Kota Banjarmasin (FPKB), mendapat bantuan dana dari Kesra Pemko Banjarmasin, pada Rabu (21/12) Siang.
Menurut  Eni Rahnisa Yanti, staf Kesra Pemko, bantuan uang makan untuk PA diberikan setiap tiga bulan sekali. Besarnya bantuan Rp 3500 per anak per hari. Jumlah bantuan PA yang telah diberikan Pemko Banjarmasin untuk 2011, sekitar Rp 755 juta. “Hari ini (Rabu) adalah penyerahan bantuan terakhir di tahun anggaran 2011. kebetulan penyerahannya bertempat di PA Harapan Ibu.
Setiap penyerahan bantuan dari Kesra Pemko Banjarmasin tempatnya tidak di satu panti saja, tapi bergantian di setiap panti yang ada di Banjarmasin” ujarnya seusai menyerahkan bantuan dana.
Sementara Ketua Forum Panti se Kota Banjarmasin, M Zaini SPd menjelaskan, bahwa ia dan panti yang lain yang tergabung dalam FPKB merasa bersyukur mendapat bantuan dana dari Pemko Banjarmasin melalui Kesra. “Desember adalah bulan yang banyak pengeluaran dana pendidikan bagi anak-anak di panti. Di bulan ini setiap pengambilan raport anak-anak asuh, pihak sekolah biasanya menekankan agar melunasi uang komite dll” ujarnya.
Zaini berharap bantuan panti yang telah dimulai dari 2009 ini terus berkelanjutan, dan ada peningkatan di 2012. ara/mb05

201211-selasa(rabu)-bakuntau SMPN4 Banjarbaru

Photo: mb/ara
KUNTAU – Kegiatan kenaikan tingkat/sabuk SMPN 4 Banjarbaru di Tahura Mandiangin untuk mengenalkan dasar-dasar seni beladiri tradisional Banjar yaitu Kuntau

Menanamkan Seni Beladiri Tradisional Sejak Dini

BANJARBARU – Orang Banjar mempunyai seni beladiri tradisional yang di sebut dengan Kuntau. Seiring perkembangan zaman dan semakin banyaknya seni beladiri dari negara lain berkembang di bumi Lambung Mangkurat, seni beladiri Kuntau namanya semakin tergeser.
Hal ini diungkapkan oleh Edhi S Mukaffa SAg, saat kenaikan tingkat dan sabuk Perguruan Seni Beladiri Garda Sejati Indonesia (PSBD – GSI) di SMPN 4 Banjarbaru, pada Minggu (18/12) siang.
Edhi adalah guru seni beladiri  di SMPN 4 Banjarbaru. Ia mendirikan GSI di SMPN 4, semenjak 2006 dan menjadi kegiatan eskul di sekolah tersebut. Rutinitas latihan GSI dilakukan setiap sore Selasa dan Kamis.
Dalam mengenalkan seni beladiri tradisional di SMPN 4, Edhi tidak sendiri. Tetapi dibantu oleh dua rekannya sesama pesilat yaitu Alex dan Bain yang lebih khusus pada seni beladiri tradisional Banjar.
            Secara umum dan nasional, seni beladiri Kuntau adalah salah satu cabang aliran seni beladiri yang termasuk dalam organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Organisasi ini bertanggung jawab penuh terhadap pelestarian seni silat Indonesia.
            Secara nasional pula Pencak Silat mempunyai jurus-jurus yang telah dibakukan atau diseragamkan, dan menjadi salah satu cabang olahraga nasional yang dipertandingkan setiap tahun.
            Setiap daerah di nusantara mempunyai seni beladiri tradisional masing-masing, dengan ciri khas dan nama sendiri. Kuntau sebagai seni beladiri tradisional Banjar lebih digolongkan sebagai seni budaya tradisional, begitupula seni beladiri tradisional lainnya.
            Dewasa ini Sangat sedikit sekolah-sekolah yang mengenalkan seni beladiri Kuntau kepada siswa-siswanya. Inilah yang menyebabkan Edhi memperkenalkan Kuntau di SMPN 4 Banjarbaru, dimana ia mengajar pula sebagai guru agama.
Menurut Edhi, seni beladiri tradisional Banjar yang dikenalkan kepada pelajar di SMPN 4 memang hanya dasar-dasarnya saja, yang disebut dengan bunga atau mambunga. Selebihnya lagi dengan jurus-jurus Pencak silat.
“Walaupun hanya dasar-dasar Kuntau yang di kenalkan, paling tidak anak-anak mengenal sejak dini dengan seni beladiri tradisional daerahnya. Hari ini (Minggu) anak-anak mengikuti uji kenaikan tingkat/sabuk, dan menguasai bunga merupakan salah satu materi ujian.
Agar anak-anak tidak jenuh dengan rutinitas di sekolah, maka ujiannya dilakukan di tempat wista, Tahura (Taman Hutan Raya) Mandiangin yang terletak di kabupaten Banjar, sekaligus sebagai rekreasi bagi mereka” ujarnya. ara/mb05


201211-selasa(rabu)-bakuntau La Bastari

Photo: mb/ara
KUNTAU – Salah satu adegan perkelahian dengan jurus Kuntau dalam pagelaran mamanda Tubau dari La Bastari Kandangan dalam Festival Kesenian Daerah Banjar 2011 di Taman Budaya Kalsel

Kuntau Dalam Mamanda Tubau

BANJARMASIN – Memperkenalkan seni beladiri tradisional Banjar atau yang di sebut dengan Kuntau, dapat dilakukan dengan beragam cara. Seperti memasukkannya dalam salah satu adegan perkelahian dalam teater.
            Hal inilah yang dilakukan sangar La Bastari Kandangan pada pagelaran Festival Kesenian Daerah Banjar (FKDB) 2011, Selasa (13/12) malam di Gedung Balairung Sari Taman Budaya (TB) Kalsel.
            Menurut Budayawan Kalsel Drs H Syarifuddin R, kreativitas seniman dalam memperkenalkan seni budaya daerah, termasuk seni beladiri Kuntau dalam pertunjukannya, akan membuat kesenian tradisional tetap hidup di tengah masyarakat.
            Memadukan adegan perkelahian dalam teater dengan menggunakan jurus-jurus kuntau sangat menarik, karena Kuntau sendiri dewasa ini sudah sangat jarang ditampilkan.
            “Apa yang dilakukan sanggar La Bastari dalam pagelaran Mamanda Tubau dan memadukannya dengan seni beladiri tradisional Bakuntau, adalah sangat baik sekali. Ini harus dicontoh oleh sanggar-sanggar teater lain” kata Syarifuddin seusai menyaksikan FKDB 2011, malam itu.
            Dilain pihak, pemerhati budaya Banjar Drs Mukhlis Maman pada Senin (19/12) sore, menjelaskan. Beragam seni beladiri berlatar sejarah, yang sebagian besar dikarenakan peperangan.
Oleh karena itu setiap negara atau daerah, mempunyai seni beladiri tradisional dengan ciri khas sendiri, dan Kuntau adalah seni beladiri orang Banjar. Mukhlis berharap agar Kuntau bisa bertahan, ditengah derasnya seni beladiri asing yang masuk di banua Banjar.
“Tidak banyak daerah di Kalsel yang masih melestarikan Kuntau, diantaranya terdapat di Wilayah Marabahan dan kawasan Banua Enam, seperti Barabai, Tapin, Kandangan dan Amuntai. Mudah-mudahan Kuntau bisa tetap lestari” ujarnya. ara/mb05.

181211-minggu(senin)-pelajar naik sepeda dr disdik kota Bjm

Photo: Drs Muhammad Amin MT

Pengguna Sepeda Motor Dikalangan Pelajar

BANJARMASIN – Kesekolah tidak menggunakan sepeda motor, dengan tujuan untuk menjaga kebersihan udara, merupakan salah satu kategore penilaian dalam Program Adiwiyata yakni sekolah yang berwawasan lingkungan. Kategori lainnya antara lain kondisi toilet harus bersih, lingkungan sekitar sekolah terjaga dengan baik, dan kemudian melakukan penghijauan disekitar sekolah.
            Sejauh mana Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, menghimbau lembaga pendidikan (SMP dan SMA) di kota Banjarmasin, agar siswanya tidak menggunakan sepeda motor ke sekolah?
Menurut Kadisdik Kota Banjarmasin Drs Muhammad Amin MT, dalam perbincangan dengan Mata Banua.beberapa waktu yang lalu (awal Desember 2011). Bahwa Disdik Kota Banjarmasin sudah mensosialisasikan, baik melalui media massa maupun langsung datang ke sekolah.
Kalau pelajar itu lebih baik menggunakan sepeda biasa saja kesekolah, paling tidak mengurangi kemacetan dalam jam sibuk. Dengan naik sepeda biasa maka ada geraknya, yang berarti berolahraga.
Terkadang karena orang tua pelajar mempunyai kelebihan dari segi ekonomi, lalu begitu saja membelikan anaknya sepeda motor. Penyadaran tentang manfaat menggunakan sepeda ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu proses.
            Untuk SMP di Kota Banjarmasin, siswanya sebagian besar sudah memakai sepeda biasa. Melarang pelajar SMP menggunakan sepeda motor masih bisa dilakukan, sebab belum mencukupi umur untuk membuat SIM (belum berusia 17 tahun).
Tapi untuk pelajar SMA/SMK tidak bisa sepenuhnya dilarang. Apalagi bila pelajar SMA tersebut sudah mempunyai SIM. “Silahkan saja menggunakan sepeda motor” katanya.
Ia menargetkan, paling tidak ada kenaikan 50 persen pelajar yang menggunakan sepeda biasa ke sekolah pada 2012. “Apabila target ini terpenuhi, diharapakan nantinya pemerintah Kota Banjarmasin, membuatkan jalur khusus untuk pengguna sepeda biasa di jalan raya” ujarnya. ara/mb05

181211-minggu(senin)-kuliah umum Al Qur'an

Photo: mahfuz

Ayat-Ayat Al Quran Solusi Kehidupan

BANJARMASIN – Ayat-ayat yang dibawa Rasulullah SAW adalah solusi hidup. Ayat-ayat yang luar bisasa ini, memberikan alternatif hidup. Seharusnya ayat ini ditangan umatnya menjadi solusi hidup, sehingga tidak kesulitan hidup. Begitu banyak ayat yang diberikan Allah untuk kehidupan kita, ini adalah nikmat yang sangat luar biasa.
            Hal ini diungkapkan oleh H Margiono, Ketua PWI Pusat yang juga sebagai Sekjen Of Islamic Word Press, pada Stadium General/kuliah umum yang dilaksanakan oleh Qur’anic Internasional School. Kuliah umum yang bertema Tantangan Globalisasi dan Solusi Al Qur’an ini, bertempat di aula Palimasan lantai 5 gedung Banjarmasin Post, pada Minggu (18/12) siang.
            Selain Ketua PWI Pusat sebagai pembicara, ada pula HM Aqib Musthafa, Motivator Qur’an, juga selaku Direktur Aqsa College Jakarta. Kemudian pembicara ke tiga yaitu Dodi Syihab, Motivator Qur’an, juga selaku pembina Qur’anic Intelligence Center.
            Lebih jauh Margiono tidak hanya memberikan penjelasan tentang luar biasanya ayat-ayat Al Quran. Ia juga membicarakan bagaimana seharusnya umat berkompetisi dalam melalui media.
            Menurutnya, media massa di dunia ini mempunyai kekuatan yang luar biasa. Bagaimana media massa mengubah pola hidup dan budaya manusia. Sementara itu kalau ada 100 media kuat di dunia, maka yang 90 adalah media non agama dan media yang tidak beragama.
Setiap media massa mempunyai ideologi masing-masing, mempunyai agama sendiri-sendiri. Ada yang agamanya uang, ada yang agamanya popularitas, ada yang agamanya gengsi dll. Tapi yang dimaksud media tidak beragama ini, tidak otomatis dia memusuhi agama, dia bisa menampung agama, bisa menampung pikiran-pikiran agama. Dan juga bisa menampung pikiran-pikiran non agama.
“Ide-ide dan gagasan yang masuk adalah ide-ide non agama, artinya tidak didasari motif agama, ada yang didasari motif politik, ada yang motif fashion dll. Siapa yang salah, apakah pemilik medianya?
Ketika pikiran agama dan non agama berkompetisi, maka pemenangnya adalah 90 persen yang non agama. Inilah kenyataan yang terjadi sekarang” katanya.
            Media sekarang banyak dikuasai non agama, bukan berarti memusuhi agama. Gagasan-gagasan yang bersifat agama atau bermotif agama, pada umumnya gugur ketika harus diuji oleh selera publik atas program-program medianya. Faktor utamanya adalah kurang cerdasnya orang bragama dalam berkompetisi.
Orang beragama sekarang terlalu banyak menyalahkan dan menghujat orang diluar agama, tapi tidak berfikir untuk menghasilkan sesuatu untuk menandingi orang non agama. Hanya selalu mengkafirkan dan mencela budaya yang terjadi, tapi tidak berbuat sesuatu untuk menandinginya. Orang beragama menjadi tidak produktif dan tidak mampu menghasilkan produk-produk untuk menandingi orang non agama, baik dalam film, teknologi dsb.
Pertanyaan yang harus terus didengungkan, yaitu mengapa orang non agama bisa menciptakan produk yang bisa memasuki pikiran manusia? Kenapa orang beragama tidak bisa? Kenapa pemikir-pemikir beragama tidak mampu menciptakan produk itu?
Pada kenyataannya orang beragama hanya berkutat disitu-situ saja, sementara orang non agama sudah berkarya sangat jauh. Rasulullah SAW pada masanya telah menjual sesuatu yang tidak masuk akal pada zamannya. Apakah umatnya sekarang mewarisi kepeloporan seperti itu?
“Rasulullah tidak menginterpensi kebudayaan jahiliyah (kontra secara langsung). Tapi melakukan sesuatu yang lebih baik ditempat yang lebih baik dan membangun sesuatu yang lebih baik lagi, dengan melalui hijrah.
Sekarang harus ditanamkan dalam diri, apa yang menyebabkan umat Islam bisa bertahan hingga sekarang! Ini karena begitu hebatnya Rasulullah SAW, melalui ketauladanan serta terobosan pemikiran yang menggores zaman hingga sekarang. Inilah tauladan yang harus dimiliki oleh umat” ujarnya. ara/mb05

151211-kamis(jumat)-keputusan PRMU dr PR3 Unlan (Dm.171211)

Photo: mb/ara
KEJELASAN – KCP Pama, KCWP Saham dan salah satu anggota KPU lama menanyakan kejelasan kelanjutan PRMU di Banjarmasin dengan Purek III Unlam

21 Desember Pelaksanaan Pemilu Raya Lanjutan Unlam

BANJARMASIN – Pembantu Rektor (Purek) III, Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi, menepati janjinya untuk menyelesaikan dengan cepat permasalahan berlarut-larutnya kelanjutan Pemilu Raya Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (PRMU) di Banjarmasin. Setelah Pazri, Agusnadi dan Hadi Sukrosono menanyakan kejelasan PRMU dengan Purek III pada Senin (12/12) siang.
            Kamis (15/12) sekitar pukul 15.00 Wita, para mahasiswa-mahasiswa yang terkait dengan PRMU dikumpulkan di ruang kerja purek III. Pembicaraan berlangsung selama dua jam, akhirnya disepakati bahwa 21 Desember 2011 akan dilaksanakan pencoblosan.
            Perwakilan mahasiswa yang menghadiri rapat, antara lain Kandidat Calon Presiden (KCP) M Pazri dari Partai Aspirasi Mahasiswa (Pama), dan Kandidat Calon Wakil Presiden (KCWP) Agusnadi dari Partai Suara Hati Mahasiswa (Saham).
            Kemudian perwakilan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang lama diwakili oleh Hadi Sukrosono, dan Ketua KPU yang baru yaitu Busairi dari Fisip beserta anggota KPU lainnya.
            Baru sekitar pukul 17.00 wita, Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi bisa memberikan penjelasan dengan Mata Banua. Bahwa mulai besok anggota KPU sudah mulai bekerja. Dengan jadwal kegiatan yaitu pada 16 Desember pemasangan sepanduk, pengiriman surat dll. Pada 21 Desember, pukul 09.00 Wita dilaksanakn pencoblosan, 22 Desember perhitungan suara, 23 Desember penetapan pemenang dan 24 Desember pelantikan Presiden Mahasiswa Unlam.
KPU memberi alasan berlarut-larutnya PRMU lanjutan, karena kekurangan tenaga pelaksana. Jadi semua pihak diminta untuk membantu. Setelah dihitung surat suara yang digunakan untuk pencoblosan di Unlam Banjarbaru masih ada, dan dapat dipergunakan. Permintaan KPU untuk membuat kotak suara sendiri, ditiadakan. “Intinya secepatnya dilaksanakan PRMU lanjutan, karena kalau bulan ini terlewat, kapan lagi?” kata Idiannor.
Dilain pihak, Busairi memberikan alasan lain penyebab berlarut-larutnya PRMU di Banjarmasin. Karena dari jadwal sebelumnya ada konsep debat fakultas yang memerlukan dana banyak. “Tanpa dana, debat tidak bisa dilaksanakan, inti permasalahannya adalah dana. Tapi dengan adanya keputusan rapat hari ini, debat fakultas ditiadakan, maka langsung saja yaitu sosialisasi, kampanye dan pencoblosan” ujarnya.
            Sementara Agusnadi mengharapkan agar jadwal kali ini benar-benar ditepati KPU, dan siapapun pemenangnya dalam PRMU, yang penting bisa memajukan unlam. “Semoga yang terpilih nanti bisa menepati yang telah dijanjikan” pungkasnya. ara/mb05

151211-kamis(jumat)-Festival Kesenian Daerah Dispar prov di TB

Photo: mahfuz

Mengisi Nurani Dengan Seni Budaya Daerah Banjar

BANJARMASIN – Hujan yang mengguyur kota Banjarmasin semenjak siang, pada hari terakhir pelaksanaan Festival Kesenian Daerah Banjar (FKDB) 2011 di Gedung Balairung Sari Taman Budaya (TB) Kalsel, menyebabkan bangku penonton tampak banyak yang kosong. Tetapi hal itu tidak menyebabkan kemeriahan FKDB pudar.
            FKDB di buka pada Selasa (13/12) malam, diselenggarakan selama dua hari oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kalsel. Selain persembahan beragam kesenian, ada pula penyerahan anugerah budaya 2011. Malam pembukaan menjadi lebih istemewa dengan kehadiran Gubernur Kalsel Drs H Rudy Ariffin yang menikmati pagelaran hingga akhir pertunjukan.
            Kepala Disporbudpar Kalsel Drs H Mohandas H Hendrawan, dalam sambutan pembukaannya mengatakan. Bahwa Disporbudpar Kalsel akan terus berupaya melakukan pemeliharaan seni budaya, karena aspek pelestarian terdiri dari pembinaan, pemanfaatan dan pengembangan seni budaya.
Juga memberi penghargaan pada para pelaku seni budaya yang hampir sepanjang hidupnya, senantiasa memberikan karya dan dedikasinya terhadap upaya-upaya pelstarian seni budaya.
            Kemudian Gubernur Kalsel dalam sambutannya berpesan, agar seni budaya daerah itu mengisi nurani, jiwa dan semangat orang Banjar. Sehingga memiliki tekad untuk membangun lebih baik lagi banua Kalsel.
Pemerintah provinsi Kalsel sangat menaruh penghargaan pula pada orang Banjar yang berada di luar Kalimantan, tetapi tetap memelihara dan  menjunjung tinggi adat budaya Banjar. Baik kesenian, kuliner dan bangunan-bangunan (rumah adat) Banjar yang dibangun di luar Kalsel. “Masih banyak harus dibenahi bersama untuk terpeliharanya seni budaya Banjar yang sangat banyak ragamnya” ujarnya.
            Pagelaran FKDB pada Selasa sore dengan kolaborasi musik tradisional dan modern. Malamnya dengan tari pedalaman, dan dilanjutkan dengan pagelaran teater tradisional mamanda tubau.
Rabu malam, hanya ada dua pagelaran, yaitu lagu-lagu banjar dan japin carita dari sanggar lawang. Sementara tari topeng, teaterikal puisi, teater tradisional tatayungan, batal dilaksanakan.
            Para penerima anugerah yaitu Drs H Syarifuddin R, selaku pemerhati budaya, dari Banjarmasin. Farida Mardiati, selaku pelestari rumah adat Banjar, dari Jakarta. Rock Syamsuri, selaku pelestari seni dan sastra tradisional, dari Kabupaten Barito Kuala. Abdullah Mandung, selaku pelestari seni tradisional, dari Kabupaten Tapin. Agit Kursani, selaku pelestari tari Japin Anak, dari Kabupaten Kotabaru.
Kemudian Januah L Siahaya BA, selaku pelestari musik keroncong, dari Banjarmasin. Ida Kesuma, selaku pelopor kain tradisional sasirangan, dari Banjarmasin. Abdur Rasyid, selaku pelestari mamanda, dari Banjarmasin. Anang Syahrani, selaku penari sinoman hadrah, dari Banjarmasin. Dan Zulfansyah Bondan, selaku penata tari klasik, dari Banjarmasin. ara/mb05

141211-rabu(kamis)-pembangunan TB.2

Photo: mb/ara
DISERAHKAN – Pertimbangan pemanfaatan gedung perkantoran TB lama dijadikan galeri sementara, diserahkan gubernur Kalsel kepada Kepala TB

Gubernur Setuju, Kantor TB Lama Dijadikan Galeri

BANJARMASIN – Pemanfaatan gedung perkantoran Taman Budaya (TB) Kalsel yang lama, untuk dijadikan galeri lukis sementara, mendapat sambutan positif Gubernur Kalsel.
            Sebelumnya, dari perbincangan dengan Kepala TB Kalsel, Drs H Noor Hidayat Sultan di ruang kerjanya. Terungkap pemikiran untuk memanfaatkan gedung perkantoran TB yang lama, sebagai galeri lukis sementara.
Pemikiran ini tidak lahir begitu saja, tapi berdasarkan keinginan seniman lukis Kalsel yang mengharapkan adanya galeri lukis.
Menurut Noor Hidayat, saat ini lagi di bangun gedung perkantoran TB yang refsentatif. Gedung baru ini berada di samping kiri sebelah dalam TB, tepatnya di samping gedung Gemilang Kaca yang digunakan untuk latihan tari.
            Setelah gedung perkantoran TB yang baru selesai, dari rencana pemerintah provinsi nampaknya untuk bagian tengah TB akan dibebaskan. Sehingga menjadi panggung terbuka untuk masyarakat.
            Ia rasa dari pada gedung perkantoran TB yang lama di hancurkan (diratakan), lebih bermanfaat kalau digunakan sebagai gedung galeri sementara. Sebelum gedung galeri yang sebenarnya, dibangunkan oleh pemerintah provinsi Kalsel.
“Sehingga lukisan-lukisan para tokoh pelukis Kalsel, maupun lukisan pelukis lainnya yang koleksi TB tidak lagi hanya tersimpan di dalam gudang. Masyarakat juga bisa dengan leluasa menikmati karya lukis, tanpa menunggu kegiatan pameran yang belum tentu dilaksanakan satu tahunan sekali. Hal ini akan kami bicarakan lebih lanjut” katanya pada pertengahan November 2011 yang lalu.
            Beragam tanggapan positif dari para tokoh seni dan pemerhati seni budaya Kalsel, turut pula mendukung untuk memanfaatkan gedung perkantoran TB yang lama menjadi galeri lukis sementara.
            Antara lain Drs Sirajul Huda HM (Kepala TB Kalsel periode 2004 – 2005) dan Drs Mukhlis Maman, pemerhati seni budaya Kalsel. Keduanya senanda mengatakan, bahwa memanfaatkan gedung perkantoran TB yang lama, adalah langkah yang efesien dan sangat tepat. Serta merupakan penghematan anggaran untuk sementara waktu, dari pada membangun galeri.
“Lebih baik dimanfaatkan, dari pada dihancurkan. Karya lukis seniman Kalsel pun bisa dipamerkan setiap saat” kata Rajul.
            Dilain pihak, seusai menyaksika Festival Kesenian Daerah 2011 di TB Kalsel pada Selasa (13/12) malam. Menanggapi pertanyaan Mata Banua mengenai gedung galeri lukis sementara, Gubernur Kalsel Drs H Rudy Ariffin mengatakan bahwa pimpinan TB lah yang harus memberikan pertimbangan dengan pemerintah provinsi Kalsel. Sehingga harapan seniman bisa dilaksanakan dan pertimbangan ini disampaikan oleh Noor Hidayat sultan.
            “Silahkan bila itu bermanfaat, tinggal disampaikan oleh pimpinan TB Kalsel” pungkas H Rudy Ariffin, setelah di kejar dengan jawaban persetujuan. ara/mb05

141211-Fogging ke Dalam Rumah

Photo: mb/ara
PENGASAPAN – Petugas melakukan pengasapan di seputar rumah warga di Gg Belimbing, Kelurahan Kebun Bunga

Fogging Hingga Ke Dalam Rumah

BANJARMASIN – Tidak hanya melakukan fogging (pengasapan) di seputar rumah-rumah warga, petugas juga memenuhi keinginan warga untuk melakukan pengasapan di dalam rumah.
            Secara bergantian tiga petugas melaksanakan fogging, diawasi oleh satu orang petugas dari puskesmas Kecamatan Banjarmasin Timur. Berdasarkan keterangan dari petugas puskesmas tersebut, hari ini (Rabu) pengasapan untuk wilayah Rambai Padi, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur.
            Dilain pihak, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin drg Diah Ratnani Praswati, menjelaskan kepada Mata Banua via SMS pada Rabu (14/12) siang, mengenai program pemberantasan Demam Berdarah (DBD) dan pengasapan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Banjarmasin.
Menurutnya, fogging yang dilakukan puskesmas adalah rangkaian dari fogging sebelum masa penularan (SMP), yang telah direncanakan Walikota Banjarmasin,  H Muhidin di puskesmas Alalak Selatan, beberapa waktu yang lalu.
Fogging dilaksanakan diawal November sd Desember 2011, di seluruh kelurahan oleh petugas puskesmas di wilayahnya masing-masing.
Maksudnya adalah untuk memberantas nyamuk-nyamuk dewasanya. Namun sebelum fogging, ada 150 kader jumantik Dinkes kota Banjarmasin telah melakukan survey/ pemantauan jentik di wilayahnya masing-masing. 150 kader jumantik ini berasal dari 53 kelurahan di kota Banjarmasin.
Tidak hanya melakukan pemantauan jentik, 150 kader jumantik juga sambil memberikan penyuluhan tentang pentingnya melaksanakan 3M (menguras bak air, menutup tempat air, dan mengubur barang-barang bekas). Kemudian harus diikuti dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masing-masing kelurahan, untuk memberantas jentik-jentik nyamuknya.
“Setelah dua kegiatan itu, baru fogging dilaksanakan. Mudah-mudahan dengan 3 kegiatan ini, dapat menekan kasus DBD, yang biasanya melonjak di Januari sd Maret” ujarnya. ara/mb05



131211-selasa(rabu)-PA Al Ashr

Photo:mb/ara
MANDIRI - Walau masih belum mendapat bantuan sosial, PA Al Ashr akan terus berusaha mandiri dan membina anak-anak asuhnya

PA Al Ashr
Sudah 5 Tahun Belum Mendapat Bantuan Pemerintah

Panti Asuhan (PA) Yatim Piatu dan Dhuafa Putera dan Puteri Yayasan Al Ashr Banjarmasin, didirikan dan di akte notariskan pada 30 juli 2007. Namun hingga 2011 masih belum mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos).
            PA Al Ashr mempunyai dua asrama yaitu untuk putra dan untuk putri. Asrama putra berada di jl Tembus Perumnas Kayu Tangi Ujung, dan asrama putri berada di jl Perdagangan, komplek HKSN Permai.
            Berdasarkan daftar yang tertempel di dinding asrama, yaitu anak asuh asrama putera ada 14 anak, dari umur 8 sd 18 tahun. Dengan tingkat pendidikan untuk MI/SD ada 7 anak, MTs/SMP ada 5 anak, SMA ada 1 anak, dan kuliah ada 1 anak.
Anak asuh asrama puteri ada 14 anak, dari umur 4 sd 18 tahun. Dengan tingkat pendidikan untuk MI/SD ada 5 anak, MTs/SMP ada 3 anak, SMA/SMK ada 3 anak, kuliah ada 2 anak, Satu anak belum sekolah.
Anak asuh diluar asrama ada 11 anak, dari umur 5 sd 12 tahun. Anak laki-laki ada 7 dan anak perempuan ada 4 anak. Dengan tingkat pendidikan untuk TK ada 1 anak, MI/SD ada 8 anak, SMP ada satu anak, 1 anak belum sekolah.
            Menurut Syarifah (28), pengasuh di asrama putri. Asrama putri mempunyai dua  kamar. Tiap kamar mempunyai koordinator yang mengatur pembagian tugas. Ada yang bertugas di seksi pendidikan, ada yang di seksi kebersihan dll. Rata-rata anak-anak meraih prestasi di sekolah masing-masing, dan meraih peringkat yang tinggi.
            Selain pelajaran di sekolah, di asrama anak-anak mendapat pula pelajaran agama tambahan, yang dilaksanakan hampir tiap malam. Seperti pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqih, Tajwid dll. Kemudian ada kebiasaan puasa senin kamis yang ditanamkan, dan kewajiban shalat berjamaah.
            Dilain pihak, untuk memperjelas permasalahan bantuan dan keadaan asrama putra. Mata Banua menyambangi ketua PA Al Ashr di asrama putra, M Rasyid Ridho SAg.
Ia menjelaskan bahwa asrama putra mempunyai 5 kamar. Tidak berbeda dengan asrama putri, masing-masing kamar di asrama putra juga mempunyai koordinator. Mengenai dana bantuan dari Dinsos, katanya PA Al Ashr sudah memasukkan berkas ke Dinsos semenjak dua tahun yang lalu. Tapi tidak ada tanggapan dan respon.
            M Syarifudin, salah satu pembina panti menambahkan. “Mungkin berkas PA Al Ashr terselip ditumpukan arsip Dinsos, mereka kan punya banyak kerjaan.
Kalau pemerintah membantu, alhamdulillah. Walau masih belum ada bantuan, kami akan terus berusaha mandiri dan terus membina anak-anak” ujarnya. araska

131211-selasa(rabu)-masalah dana PRMU Unlam

Photo: Hadi Sukrosono - KPU yang lama

Masalah Dana Dijadikan Alasan Penundaan Pemilu Presiden Unlam

BANJARMASIN – Mahasiswa seringkali protes terhadap besarnya biaya anggaran pemilu pemerintah, serta tidak membuat program yang mengada-ada. Tapi malah sekarang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pemilu Raya Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (PRMU) yang sekarang, membuat angaran yang tidak sewajarnya.
            Hal ini diungkapkan oleh Jami Azwar, Pelaksana Tugas (PLT) Presiden Mahasiswa (Presma) Unlam pada Senin (12/12) malam via telepon.
            Menurut Jami, KPU PRMU yang sekarang adalah dari orang-orang yang memprotes dulu. Alasan memprotes KPU PRMU dulu, karena sosialisasi yang tidak beres, adanya keberpihakan, PLT di nilai mencampuri KPU dll.
Lalu setelah KPU baru dibentuk, keadaannya lebih parah dari KPU yang dulu. Apalagi dengan adanya permintaan dana pelaksanaan PRMU di Banjarmasin sebesar Rp 50 juta, dengan alasan untuk membuat kotak suara yang baru dan milik sendiri (Unlam), karena kotak suara yang digunakan dulu meminjam kotak suara dari DPRD.
“Sosialisasi KPU PRMU yang sekarang malah tidak ada sama sekali, ini lebih parah lagi. Bahkan tidak ada konfirmasi dengan PLT Presma dan Kandidat Calon Presiden (KCP).
Permintaan dana yang sebesar itu sangat mengada-ada, terlalu ekslusif dan sarat dengan manipulasi. Dana yang tidak cair itulah, yang dijadikan alasan penundaan pelaksanaan PRMU lanjutan di Banjarmasin hingga sekarang” katanya.
Sebelumnya, seusai meminta kejelasan PRMU lanjutan di Banjarmasin, dengan Pembantu Rektor III, Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi, pada Senin (12/12) sore. Salah satu anggota KPU yang lama, Hadi Sukrosono mengatakan dengan Mata Banua, bahwa tidak perlu dana Rp 50 juta untuk melaksanakan PRMU lanjutan. Dan ia mendengar bahwa dana untuk PRMU lanjutan di Banjarmasin sudah cair sekitar Rp 7 jutaan.
“Untuk apa dana sebesar Rp 50 juta, sangat tidak masuk akal. KPU PRMU yang dulu saja hanya Rp 23 juta. Dengan rincian biaya untuk mencetak surat suara, pamflet, baliho dll. Paling banyak biaya digunakan di transportasi.
Pelaksanaan PRMU lanjutan di Banjarmasin, cukup dengan biaya Rp 1 juta saja. Sebab semua surat suara sisa PRMU yang dulu masih ada. Logistik masih ada, pakaian PPS sudah ada, data mahasiswa sudah tersedia, dapil sudah siap, dan kotak suara sudah ada, walaupun minjam” ujarnya. ara/mb05