Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

100611-jumat(sabtu)-perbuatan PR II Unlam memalukan

Photo: mb/ara
MENUNGGU – Terpampang sepanduk di depan Dema Unlam, bahwa mahasiswa menunggu keputusan tegas Rektor Unlam

Photo: Purek III Unlam, Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi
Photo: Presiden Mahasiswa Unlam 2011, Arif Subhan

Guru Besar Wajib Menunjukkan Prilaku Yang Baik

BANJARMASIN - Sebagai pendidik apalagi sudah dianggap sepuh (guru besar), maka wajib bersikap hati-hati, karena segala tindakan dan prilaku akan menjadi panutan dan harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, anak didik dan yang lainnya.
Sementara tindakan dan perbuatan yang buruk akan memalukan banyak pihak, di sini bukan seperti Amerika yang bebas melakukan perbuatan seperti itu” ungkap Purek III Unlam, Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi pada Rabu (8/6) sore, di ruang tamu kerjanya, di lantai dua komplek Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, saat di minta pendapatnya pribadinya.
Salah satu guru besar wanita Unlam yang tidak mau namanya dimuat, ketika bertemu dengan Mata Banua di ruang Rektorat Unlam mengatakan “ini benar-benar kejadian yang memalukan dan mencoreng nama baik kami sebagai pengajar, semua dosen wanita dan staf wanita di Universitas Unlam, sangat terpukul dengan kejadian ini, akibat perbuatan satu orang staf wanita tersebut, rusaklah nama baik kami” ujarnya.
Sebelumnya pada Rabu siang, Mata Banua berbincang-bincang dengan Presiden Mahasiswa Unlam Arif Subhan dan Pelaksana Harian Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unlam, yang menceritakan seputar tuntutan semua perwakilan organisasi mahasiswa di Unlam dari BEM PT, BEM F, dan UKM, agar Rektor mengambil tindakan tegas terhadap Pembantu Rektor (Purek) II Unlam dan bendahara Unlam yang di grebek kepolisian di salah satu hotel di Banjarmasin, karena melakukan perbuatan asusila.
Arif mengatakan “ apabila Senin 13 Juni 2011 Rektor tidak juga mengambil tindakan tegas, seperti yang dijanjikannya sebelum berangkat ke Jakarta. Dari informasi yang kami dapat hingga hari ini, disinyalir rektor akan tetap mempertahankan jabatan Purek II dan hanya diberi sangsi administratif saja. Bila Rektor melakukan hal seperti itu, kami akan melakukan aksi lebih besar lagi, ada kemungkinan kami akan melakukan aksi boikot perkuliahan, yang kebetulan pada Senin tersebut sudah memasuki masa final test.
Walau kami tahu, final test ini sangat penting bagi mahasiswa, tapi nama baik Unlam yang telah di jaga dengan susah payah, lebih penting lagi. Bila dibiarkan berlarut-larut, opini yang berkembang akan semakin parah” katanya.
Pelaksana Harian BEM Unlam, mengatakan kalau ia baru saja menghadap Purek III Unlam, Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi, untuk menanyakan perkembangan tindakan yang akan diambil Rektor, karena Rektor sedang berada di luar daerah. Purek III katanya, akan mundur dari jabatannya bila tidak ada tindakan tegas dari Rektor.
Berdasarkan keterangan Pelaksana Harian BEM Unlam tersebut, Mata Banua mengkonfirmasi kejelasan dari ‘akan mundur’ nya Purek III Unlam tersebut. Prof Dr Ir H Idiannor Mahyuddin MSi, membenarkan bahwa tadi ada perwakilan BEM Unlam yang menghadapnya. Tapi ia memperjelas yang dikatakannya, agar tidak terjadi salah persepsi dari mahasiswa ataupun pemberitaan.
Idiannor mengatakan “yang saya maksud adalah kalau kejadian itu terjadi dengan saya, saya akan mundur dari jabatan saya. Terkait tindakan secara kelembagaan, kami tidak mungkin memaksa seseorang untuk mundur, karena kami menghormati hak pribadi seseorang. Dan ada aturan yang telah menentukan terhadap pelanggaran kode etik yang menyangkut soal etika.
Maka kami mengikuti aturan tersebut, yaitu perlu pendekatan, pengujian fakta, dan proses, baik rapat senat maupun yang lainnya, sehingga memerlukan waktu. Tapi saya berharap Senin depan sudah ada keputusan yang jelas” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar