Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

120611-minggu(senin)-PA Wiyata Kartika Putra (Dm.140611)


Photo: mb/ara
DISIPLIN – Penerapan pembinaan disiplin semi militer yang di  PA Wiyata Kartika Putra, tidak mengenyampingkan pendidikan Agama dari anak-anak asuhnya

PA Wiyata Kartika Putra
Membina Calon Prajurit TNI

SEPERTI layaknya prajurit, penanaman di siplin yang tinggi, menjadi salah satu pembinaan yang di berikan kepada anak-anak asuh di Panti Asuhan (PA) Wiyata Kartika Putra, yang terletak di jalan Ahmad Yani Km 32,5 Loktabat Banjarbaru.
            Suwandi (41), salah satu pengasuh PA Wiyata Kartika Putra, menceritakan kepada Mata Banua “PA ini didirikan pada 5 oktober 1976, di bawah naungan Korem 101 Antasati. Awalnya didirikan untuk menampung dan membina anak-anak prajurit yang gugur saat bertugas di era perang Timor-Timor.
Tapi sekarang sudah banyak di isi oleh anak-anak dari masyarakat umum, dan kebanyakan memang mereka yang mau masuk sini. Saat ini yang terbanyak anak-anaknya berasal dari daerah Marabahan.
Ketua PA Wiyata Kartika Putra semenjak didirikan antara lain: 1976-1989, LETDA CAJ Moesli dari satuan KOREM 101/ANT. 1989-1995, LETTU INF Hafiludin dari satuan KOREM 101/ANT. 1995-2005, KAPTEN INF Bambang Nurcahyadi dari satuan KODIM 1006/MTP. 2005-2008, KAPTEN INF Ponimin dari satuan KODIM 1006/MTP. 2008-2009, SERMA Asmungi dari satuan KODIM 1006/MTP. Dan 2009 hingga sekarang, KAPTEN INF Dadang Bactiar dari satuan KODIM 1006/MTP.
Karena PA ini di bawah naungan TNI (Korem) tentunya disiplin yang diterapkan adalah semi militer, dan apabila mereka mau menjadi prajurit TNI dan memenuhi persyaratan sudah tentu di prioritaskan” ujarnya.
            “Kemudian rutinitas kegiatan, selain sholat lima waktu, sekolah dan tugas kebersihan, yaitu setelah sholat shubuh di musholla dilanjutkan dengan mengaji bersama. Sore setelah sholat Ashar di isi dengan olah raga, seperti sepak bola. Setelah sholat Isya, belajar masing-masing sekitar satu jam, dan pada pukul 22.00 Wita mereka semua sudah harus tidur. Tapi yang paling susah di bangunkan anak-anak bila mau sholat shubuh berjamaah.
            Apabila ada yang melanggar peraturan atau bandel, seperti tidak sholat akan diberi hukuman lari keliling lapangan atau keliling panti satu atau dua putaran. Bisa juga hukuman membersihkan kamar mandi. Bila melanggar sampai tiga kali akan di gundul (dicukur). Bila masih tetap melanggar, akan diskorsing yaitu dipulangkan ke keluarganya” katanya.
            Lanjut Suwandi “jumlah anak panti ada 35 orang, yaitu 25 putra dan 10 putri. Tingkat pendidikan SD ada 10 anak, SMP ada sekitar 15 anak, dan sisanya SMA. Paling muda usianya 7 tahun sekolah di SD, dan yang paling tua berusia 18 tahun sekolah di SMA. Anak-anak di bina hanya sampai SMA, setelah itu mereka harus sudah mandiri, begitu juga kalau mau kuliah.
            Rungan untuk anak-anak ada tiga barak, yaitu barak untuk anak putri, barak untuk anak putra dewasa dan barak untuk anak putra yang masih kecil. Tiap barak ada ditunjuk ketuanya dan tiap barak mempunyai tugas masing-masing, ada yang membersihkan halaman, membantu di dapur dll Apabila melanggar peraturan, satu barak mendapat hukuman seperti lari tadi. Fasilitas di barak selain TV dan tempat tidur, juga disediakan masing-masing anak satu meja belajar.
            Prestasi anak-anak di sekolah standart saja, tapi prestasi di bidang olah raga lebih menonjol, terutama di cabang olah raga sepakbola, bahkan sudah ada empat orang yang masuk divisi dua nasional.
            Rata-rata pengeluaran sekali makan Rp8 ratus ribu dikalikan tiga kali makan sehari. Kalau di hitung-hitung antara biaya yang dikeluarkan dan pemasukan cukup tertutupi dengan adanya usaha PA, yaitu dari sewa bedak-bedak toko yang ada di depan panti” ungkapnya.
Menurut Suwandi “di Banjarbaru sangat jarang ada lomba untuk anak-anak panti, sepengatahuan saya baru dua kali ada lomba, semenjak panti ini berdiri. Sangat bagus bila ada kegiatan lomba rutin untuk anak-anak panti, entah itu pertandingan sepak bola atau lainnya yang di prakarsai oleh pemerintah daerah” harapannya di akhir perbincangan. araska


Tidak ada komentar:

Posting Komentar