Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

140711-kamis(jumat)-TB.PKBSS-teater realis

Photo: mb/ara
POLOS - Teater anak yang memang jarang ditampilkan, dengan kepolosan dan keluguan yang dibawakan, menjadi menarik untuk disaksikan.

Perubahan Suasana Dalam Teater Anak

BANJARMASIN - Beberapa hari dalam Pekan Kemilau Banua Seribu Sungai (PKBSS) Taman Budaya (TB) Kalsel di Gedung Balairung Sari, disuguhi pementasan teater yang beraliran realis.
            Beberapa pementasan teater dalam PKBSS, yang jadwalnya penampilannya telah terjadi perubahan atau diganti, antara lain Minggu 10 Juli dengan “Halilintar Perang Banjar” dari Dapur Teater Sendra Tasik Unlam, Senin 11 Juli dengan “Lawan Catur” dari Sanggar Budaya, Selasa 12 Juli dengan “Engken Barajut” dari Pawaris Karantika Junior, dan Rabu 13 Juli dengan Teater Anak.
            Dhani salah satu penonton yang menyaksikan beberapa penampilan teater tersebut, pada Rabu (13/7) sore berkata “setelah melihat beberapa penampilan teater yang beraliran realis, dengan kesan alur yang monoton dan mudah di tebak jalan ceritanya, aku rasa hanya pada penampilan Teater Anak ada perubahan suasana.
            Naskah yang mereka mainkan juga sudah sering dipentaskan, sehingga penonton sudah tahu bagaimana jalannya cerita. Kontekstual pembawaan naskah tanpa ada penafsiran atau perubahan, membuat jalan cerita semakin monoton, apalagi minimalis efek suara ataupun cahaya.
            Kesan yang di dapat setelah menyaksikan penampilan seperti itu, adalah terhentinya sebuah kreatifitas dalam berkreasi. Hal ini yang menyebabkan penonton menjadi sepi” ujarnya.
            Menurut Dhani yang alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, menambahkan “seringkali dikatakan bahwa sedikit penonton yang menyaksikan sebuah penampilan teater, lebih jauh bukan berarti tidak ada penyebab, kalau sebuah penampilan itu berkualitas yang dalam artian mempunyai suasana yang baru, tentunya akan menarik untuk dilihat.
            Pada penampilan teater anak, yang memang jarang ditampilkan, kepolosan dan keluguan yang dibawakan, walau dengan cerita yang sederhana, akan menarik untuk disaksikan.
            Setiap sanggar harus mengkoreksi pementasannya, jangan hanya asal tampil, apalagi dengan menggunakan naskah yang sudah sering dimainkan, kalau sudah begini jangan salahkan penonton yang sedikit” katanya.
            Sementara itu, Kepala TB Kalsel Noor Hidayat Sultan, mengatakan “dengan adanya penampilan teater anak ini, memberikan suatu harapan baru bagi perkembangan seni teater kita, akan adanya generasi penerus dalam dunia seni” pungkasnya. ara/mb05
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar