Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

190811-jumat(sabtu)-harus ada ciri khas masjid banjar

Tempat Ibadah Harus Ada Ciri Khas Tradisional Banjar

BANJARMASIN – Tidak terhitung banyaknya tempat ibadah di Kalsel, khususnya masjid dan musholla, tapi sangat sedikit menampilkan ornament maupun bentuk bangunan, yang menunjukkan ciri khas tradisional Banjar.
Sejauh ini, yang banyak menampilkan ornament Banjar hanya pada masjid Sultan Suriansyah, kemudian bentuk kubah yang bisa dikategorikan mengambil unsur tradisional ada pada masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Pemerhati budaya Banjar Mukhlis Maman,  pada Kamis (18/8) mengatakan “agama Islam sangat menghargai budaya daerah, alahkah indahnya bila masjid atau musholla menampilkan ornament atau bentuk bangunan yang mencirikan tradisional Banjar.
Kita bisa membandingkan dengan beberapa daerah di luar Kalimantan, misalnya Jawa yang kebanyakan tempat ibadahnya, selalu mempunyai ornament tradisional Jawa, baik berupa ukiran maupun bentuk bangunan, yang disesuaikan dengan tradisi masyarakat setempatnya.
Begitu pula banyak negara lain, misalnya masjid di Cina yang dengan harmonis memadukan nuansa Islam dengan seni bangunan cinanya. Apabila kita mau menilai, disinilah wujud dari kecintaan masyarakatnya terhadap seni budaya tradisionalnya.
Bagaimana dengan kita di Kalsel, yang katanya mau menunjukkan diri sebagai masyarakat Islami, tapi dewasa ini mengenyampingkan bentuk-bentuk bangunan tradisional, atau lebih bangga dengan bentuk bangunan yang diambil dari luar negeri sana. Tampak sekali tidak adanya harmonisasi antara budaya daerah setempat dengan Islam itu sendiri, paling tidak pada ciri bangunan tempat ibadahnya” katanya.
Menurutnya “masjid Sultan Suriansyah, wajar bila menggunakan ornament tradisional Banjar, karena didirikan pada era kerajaan Banjar yang memang menjaga nilai-nilai tradisional. Untuk bangunan baru, mungkin hanya pada masjid Raya Sabilal Muhtadin yang menggunakan bentuk kubah seperti tanggui. Dari sisi tradisional Banjar, tanggui adalah ciri khas peralatan orang Banjar yang berfungsi sebagai payung.
Tidak hanya masyarakat yang mesti menyadari ini, tapi juga sangat di perlukan kesadaran pemerintah daerah, untuk menunjukkan ciri khas daerah, agar kita benar-benar menjadi orang Banjar, bukan hanya bisa meniru-niru ornament dan bentuk bangunan dari Timur Tengah” ujarnya.
Dilain pihak, mengenai ciri khas daerah pada tempat ibadah, Prof MP Lambut berkomentar “kita sebagai orang Banjar harus terikan dengan bumi dimana kita berada, oleh karena itu kita mesti mempunyai ciri khas sendiri. Coba lihat mesjid, apa ciri khas mesjid orang Banjar, pasti ada, harus bisa ditemukan hal itu.
Kalau mau mengatakan, bahwa kita menjadikan Islam sebagai identitas, tunjukkalah bentuk ke Islaman orang Banjar. Ke Islaman yang membuat dia berbeda dengan Islamnya orang Aceh, orang Jawa, orang Madura bahkan orang Arab sama sekali” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar