Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

260511-kamis(jumat)-keseimbangan alami (Dm.280511)

Pentingnya Menjaga Keseimbangan Ekosistem

BANJARBARU – Beberapa daerah di Tanah Air, sempat di hebohkan dengan meningkatnya populasi ulat bulu, seperti yang terjadi Probolinggo Jatim dan Kendal Jateng. Serta ditemukannya peningkatan pupulasi ulat bulu yang juga terjadi Jl Simpang Anem Banjarmasin.
            Dari beberapa sumber menyebutkan, bahwa peningkatan populasi ulat bulu penyebabnya kurang lebih pada perubahan ekosistem, baik yang hayati (biotik) maupun nonhayati (abiotik), yaitu hilangnya faktor keseimbangan alami. Faktor hayatinya disebabkan berkurangnya pemangsa alaminya, seperti burung, kelelawar, dan semut rangrang, dan musuh alaminya, misalnya parasitoid.
            Sebelumnya, Mata Banua pernah melakukan perbincangan dengan Ir Mahyudin Msi, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani Banjarmasin di Banjarbaru, pada beberapa waktu yang lalu.
            Mahyudin mengatakan “keseimbangan alami tercipta bila kita benar-benar menjaga lingkungan dengan baik. Sementara pembukaan lahan dalam sekala besar, dapat menjadi faktor penyebab hilangnya keseimbangan alam. Kemudian penggunaan pestisida dalam dosis yang banyak juga menjadi salah satu penyebabnya.
Penanggulangan hama secara alami atau pengendalian hayati, walaupun usahanya memerlukan waktu yang cukup lama dan hanya pada satu jenis inang tertentu, tetapi banyak keuntungannya. Pengendalaian secara hayati antara lain lebih aman, relatif permanen, dalam jangka panjang relatif murah dan efisien, serta tidak akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dengan melindungi, melestarikan atau memberi kesempatan kepada musuh alami untuk berkembang biak lebih banyak, juga diusahakan untuk memelihara dan melakukan pelepasan musuh-musuh alami.
Kemudian secara klasik dengan mengimpor musuh-musuh alami dari daerah asal hama, lalu mengembangkannya secara massal dan melepaskan ke lapangan untuk menekan populasi serangga hama sasaran” ujarnya.
Mahyudin menegaskan “oleh karena itu dalam pengelolaan hama, cara pengendalian hayati perlu ditingkatkan  dan penggunaan pestisida hendaknya dilakukan secara bijaksana agar keseimbangan alami tidak terganggu.
Keseimbangan yang sudah terjadi ratusan tahun bahkan lebih lama lagi, pada lahan rawa maupun hutan-hutan di Kalsel, apabila di ganggu dan dialih pungsikan, akan menimbulkan bencana jangka panjang yang lebih merugikan, dari pada keuntungan sementara yang di dapat dari ekspolitasi sebuah proyek pembangunan ekonomi atau apapun namanya” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar